Baca Selanjutnya Di: http://entry44.blogspot.com/2010/04/cara-membuat-link-berkedip-saat-kursor.html#ixzz1NzR3zzVK simfony jiwa: 07/13/11

Translate

lagi nge-hop

Wednesday, July 13, 2011

Logo my blog

Konseling Individu menggunakan teori RET



PRAKTEK BIMBINGAN DAN KONSELING INDIVIDU
TERORI: RET
MASALAH: GAGAGAL MENGHADAPI LOMBA OLIMPIADE

A.    PENGERTIAN KONSELING INDIVIDU
Konseling merupakan suatu pertemuan langsung dengan individu yang ditunjukkan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan. (Mc. Daniel, 1956)
Konseling individu menurut pendapat kami adalah suatu proses kegiatan dimana para konselor atau pembimbing memberi bantuan atau gambaran terhadap siswa secara langsung dalam memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi berdasarkan pengalaman ataupun fakta-fakta yang dikumpulkan secara face to face.

B.     PERMASALAHAN
Subyek bernama Lita umur 16 tahun, masalah yang dihadapi adalah kurang percaya diri maju ke depan kelas. Sedangkan Lita mempunyai prestasi nilai yang bagus ketika ulangan, dan mempunyai pengalaman berorganisasi di lingkungan rumahnya. Hal yang menghambat Lita adalah sikap dalam diri yang merasa t
Kut salah, takut diejek.

C.    DASAR ATAU TEKHNIK YANG DIGUNAKAN
RATIONAL EMOTIVE THERAPY
1.      Konsep Utama
Rational Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Alberl Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis dan juga seorang Neo Freudian.
Menurut Ellis (dalam Latipun, 2001 : 92) berpandangan bahwa REBT merupakan terapi yang sangat komprehensif, yang menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku. para penganut Rational Emotive therapy dikenal dengan “Teori A-B-C-D-E). Teori ini merupakan sentral dari teori dan praktek RET. Secara umum dijelaskan dalam bagan sebagai berikut : Komponen Proses A Activity / action / agent. Hal-hal, situasi, kegiatan atau peristiwa yang mengawaliatau yang mengerakkan individu. (antecedent or activating event) External event. Kejadian diluar atau sekitar individu
iB
rB Irrational Beliefs, yakni keyakinan-keyakinan irasional atau tidak layak terhadap kejadian eksternal (A). Rational Beliefs, yakni keyakinan-keyakinan yang rasional atau layak dan secara empirik mendukung kejadian eksternal (A) Self verbalization
Terjadi dalam diri individu, yakni apa yang terus mnenerus ia katakan berhubungan dengan A terhadap dirinya
iC
rC Irrational Consequences, yaitu konsekuensi-konsekuensi yang tidak layak yang berasal dari (A). Rational or reasonable Consequences, yakni konsekuensi-konsekuensi rasional atau layak yang dianggap berasal dari rB=keyakinan yang rasional Rational Beliefs, yakni keyakinan-keyakinan yang rasional atau layak secara empirik mendukung kejadian-kejadian eksternal (A)
D Dispute irrational beliefs, yakni keyakinan-keyakinan irasional dalam diri individu saling bertentangan (disputing) Validate or invalidate self-verbalization : yakni suatu proses self-verbalization dalam diri individu, apakah valid atau tidak.
CE Cognitive Effect of Disputing,yakni efek kognitif yang terjadi dari pertentangan (dispating) dalam keyakinan-keyakinan irasional. Change self-verbalization, terjadinya perubahan dalam verbalisasi dari pada individu. BE Behavioral Effect of Disputing yakni efek dalam perilaku yang terjadi dalam pertentangan dalam keyakinan-keyakinan irasional diatas. Change Behavior, yakni terjadinya perubahan perilaku dalam diri individu
2.      Pengertian Teori Konseling Rational Emotive Therapy (RET)
Rasional emotive adalah teori yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya. Manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya. Manusia adalah makhluk berbuat dan berkembang dan merupakan individu dalam satu kesatuan yang berarti manusia bebas, berpikir, bernafas, dan berkehendak. (Willis, 2004 : 75). Yang dimaksud dengan konseling RET atau yang lebih dikenal dengan rational emotive behavior therapy (REBT) adalah konseling yang menekankan dan interaksi berfikir dan akan sehat (rasional thingking), perasaan (emoting), dan berperilaku (acting). Bahwa teori ini menekankan bahwa suatu perubahan yang mendalam terhadap cara berpikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku. Menurut Ellis manusia itu bersifat rasional dan irasional. Dengan mengoptimalkan kekuatan intelektualnya, seorang dapat membebaskan dirinya dari gangguana emosional. Unsur pokok terapi rasional emotif adalah bahwa berpikir dan emosi bukan dua proses yang terpisah, akan tetapi merupakan dua hal yang saling tumpang tindih, keduanya merupakan hal yang sama. Emosi disebabkan dan dikendalikan oleh pikiran.
3.      Proses Konseling Rational Emotive Therapy
• Teknik Konseling RET
Teknik-teknik konseling REBT menurut Willis (2004 : 78) adalah teknik yang berusaha menghilangkan gangguan emosional yang merusak diri yang meliputi :
a) assertive training, melatih dan membiasakan klien terus-menerus menyesuaikan diri dengan perilaku tentang yang diinginkan.
b) sosiodrama yaitu semacam sandiwara pendek tentang masalah kehidupan sosial.
c) Self modeling atau diri sebagai model yaitu teknik yang bertujuan menghilangkan perilaku tertentu dimana konselor menjadi model, dan klien berjanji akan mengikuti.
d) teknik reinforcement, memberi reward terhadap perilaku rasional atau memperkuatnya.
e) desensitisasi sistematik merupakan teknik relaxsasi yang digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negatif.
f) Relaxation.
g) self control yaitu dengan mengontrol diri.
h) diskusi;
i) simulasi dengan bermain peran antara konselor dengan klien.
j) homework assigment (pemberian tugas rumah).
k) bibliografi (memberi bahan bacaan).
4.  Tujuan Konseling Rational Emotive Therapy
a.       Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan self actualizationnya seoptimal mungkin melalui perilaku kognitif dan afektif yang positif.
b.      Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti : rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, dan rasa marah. Konselor melatih dan mengajar klien untuk menghadapi kenyataan-kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan, nilai-nilai dan kemampuan diri sendiri.

D.    SKENARIO KONSELING INDIVIDUAL

Nama                     : Lita
Umur                     : 16 tahun
Teori                      : Rational Emotif
Masalah     : kurang percaya diri saat maju di depan kelas
K: Konselor
L: Lita

L:
Assalamu'alaikum
K:
Wa'alaikumsalam. Mari silahkan duduk?
L:
Saya mau mencurahkan hal yang terpendam di benak saya, begini saya merasa kurang percaya diri.
K:
Oh begitu, mungkin
L:
Sebenarnya waktu mengerjakan tiap latihan pelajaran nilainya bagus. Namun ketika ada pelajaran Bahasa Indonesia yang mengharuskan maju ke depan saya nggak bisa. Bagaimana ya bu, saya ingin sekali jadi diri sendiri.

K:
Tapi, sebenarnya dari diri dek Lita mampu nggak sebenarnya?
L:
Dalam hati mampu namun ada perasaan nggak bisa itu
K:
Perasaan nggak bisanya itu karena tidak bisa mengerjakan soal itu apa karena saya malu ah..
L:
Takut diejek..takutnya salah lalu teman-teman mengejek
K:
Jadi nggak bisanya..belum bertempur sudah gugur dulu..begitu? oh tapi sebenarnya mbak Lita nilai yang disukai dalam pelajaran apa, misalnya pelajaran Bahasa Indonesia.  Apa sangat menyukai?
L:
Ia sangat senang…
K:
Ketika mbak Lita ujian itu dapat nilai berapa?
L: 
Dapat nilai 8
K:
Dapat nilai 8 itu sebenarnya bagus..tapi mbak Lita insyyaAllah kalau ada tugas atau debat..insyaAllah bisa, tapi mbak Lita nya yang tidak mau. Padahal itu sudah nilai yang bagus, coba lah mulai terbuka. Perasaannya di slow kan..
L:
Oh begitu ya bu ya…
insyaAllah akan saya coba meyakinkan diri sendiri. Terus terang saya belum pernah maju di depan
K:
Apa di rumah mengikuti organisasi apa…?
L:
Iya, di lingkungan rumah mengikuti itulah…yang anak-anak muda

K:
Seperti karang taruna itu ya..
L:
Iya seperti itu,
K:
Di dalam organisasi kita bisa memupuk rasa percaya diri bahwa ini lho aku, ini lho saya…saya mampu masuk di.. istilahnya kelompok teman-teman. Mungkin mbak Lita mempunyai kelebihan kan, coba kelebihan itu dimunculkan biar orang-orang tahu mempunyai sesuatu yang lebih. Kan setiap manusia mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. Ayo yang semangat ..kamu pasti mampu.
L:
Saya akan coba menunjukkan kemampuan saya bu..kalau begitu saya pamit permisi kembali ke kelas. Terima kasih. Assalamu’alaikum
K:
Wa’alaikumsalam..
















REFERENSI BUKU

Surya, Mohammad, dkk. 1988. Dasar-Dasar Konseling Pendidikan (Konsep dan Teori). Penerbit Kota Kembang: Yogyakarta.
Kurtanto, Edi, 2007. Bimbingan dan Konseling. Pontianak: CV Himalaya Raya
http://abangjo-sevenzero.blogspot.com/2009/10/trait-factor-counseling.html http://eko13.wordpress.com/2008/03/18/ciri-ciri-teori-konseling/
http://jamroh.wordpress.com/
http://kejarmimpi.blogspot.com/2009/05/pengertian-konseling-rational-emotive.html
http://khairiwardi.multiply.com/journal/item/4




MENGANALISA PERAN SEORANG AYAH


KOESIONER KONTROVERSI PERAN AYAH

1.      Apakah ada perubahan dalam diri anda ketika istri anda mengandung?
2.      Apakah anda berusaha menyesuaikan diri secara mental untuk menghadapi anggota baru yaitu bayi anda yang baru lahir?
3.      Apakah kehamilan seorang istri anda megubah anda dalam hubungannya antara suami istri?
4.      Apa anda pernah melihat sebelumnya saat seorang ayah terlibat dalam menghadapi saat-saat kelahiran isterinya? Dan saat isteri anda melahirkan apakah anda sebagai peran ayah memberikan reaksi yang berbeda kepada anak anda yang baru lahir setelah melihat pengalaman dari orang lain?
5.      Bagaimana reaksi anda apabila diberi kesempatan untuk menyentuh, membelai atau menggendong anak anda yang baru lahir di rumah sakit?
6.      Adakah kesamaan sikap antara anda dan isteri anda terhadap anak kalian yang baru lahir?
7.      Bagaimana peran anda sebagain seorang ayah ketika anak bertambah besar?
8.      Apakah anda sebagai seorang ayah menunjukkan sikap yang berbeda kepada anak wanita dengan anak laki-laki? Andai kata ada, di mana letak perbedaannya? Dan pada usia berapa anak-anak itu mendapat perlakuan berbeda?
9.      Apakah anda sebagai seorang ayah juga mempengaruhi perkembangan identitas seksual, kegiatan sosial, serta perkembangan intelektual si anak?

PRAKTIKUM BK PRIBADI-SOSIAL


PENGERTIAN BK PRIBADI-SOSIAL
Bimbingan pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang ada di sekolah. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1993: 11) mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.
Sedangkan menurut pendapat Abu Ahmadi (1991: 109) Bimbingan pribadi-sosial adalah, seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat mengahadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya.
Inti dari pengertian bimbingan pribadi-sosial yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi adalah, bahwa bimbingan pribadi-sosial diberikan kepada individu, agar mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara mandiri. Hal senada juga diungkapkan oleh Syamsu Yusuf (2005: 11) yang mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli kepada individu atau kelompok, dalam membantu individu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.

SATUAN LAYANAN BK PRIBADI ATAU SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SIMULASI
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat (http://education-mantap.blogspot.com).
Pengertian metode simulasi (http://apadefinisinya.blogspot.com) adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan). Contoh lainnya, dalam sebuah pelatihan fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi suatu metode belajar seakan-akan tengah melakukannya bersama kelompok dampingannya. Pendamping lainnya berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui dalam keseharian peserta (ibu tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Dalam contoh yang kedua, metode ini memang mirip dengan bermain peran. Tetapi dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.
Metode simulasi bertujuan untuk:
  1. melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari,
  2. memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,
  3. melatih memecahkan masalah, 
  4. meningkatkan keaktifan belajar, 
  5. memberikan motivasi belajar kepada siswa, 
  6. melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,
  7. menumbuhkan daya kreatif siswa, dan
  8. melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah:
  1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
  2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
  3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa. 
  4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
  5. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
  1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
  2. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
  3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

Langkah-langkah Simulasi
a.      Persiapan Simulasi
1)      Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
2)      Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimu­lasikan.
3)      Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disedia­kan.
4)      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khusus­nya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
b.      Pelaksanaan Simulasi
1)      Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
2)      Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
3)      Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang menda­pat kesulitan.
4)      Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
c.       Penutup
1)      Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi ce­rita yang disimulasikan.Guru harus mendorong agar siswa dapat mem­berikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
2)      Merumuskan kesimpulan.




















SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1.      Judul/Spesifikasi Layanan         : Memahami Kepribadian dan Komunikasi
   Intepersonal yang baik
2.      Bidang Bimbingan                      : Bimbingan Pribadi-Sosial
3.      Fungsi Layanan                           
Agar siswa dapat mengembangkan kepribadian yang lebih baik dan memelihara hubungan yang baik secara positif terhadap dirinya dan lingkungannya, baik di keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
4.      Standar Kompetensi             
Membantu siswa untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial. Dalam mewujudkan pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab melalui komunikasi interpersonal yang efektif.
5.      Indikator Pencapaian                       
Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan siswa dapat:
  1. Menerapkan dalam kehidupan sehari-hari kepribadian dan komunikasi internal yang baik.
  2. Mensimulasikan suatu bentuk kondisi kepribadian yang krisis di mana siswa mampu membenahi kepribadian yang kurang sehat dalam tiap kartu, serta adanya komunikasi internal yang baik terhadap lingkungan, masyarakat, agama dan bangsa.
  3. Dapat menciptakan dan menumbuhkan hubungan sosial yang baik
6.      Sasaran Layanan       : Siswa SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
7.      Uraian Kegiatan dan Materi Layanan       
a.      Uraian Kegiatan
1)      Kegiatan Awal
a)      Pembimbing membuka kegiatan layanan
b)      Pembimbing mencek kehadiran siswa
c)      Pembimbing memberikan materi
2)      Kegiatan Inti
a)      Pembimbing menjelaskan teknik permainan simulasi menggunakan kartu
b)      Siswa dibagi menjadi dua-empat kelompok, dan tiap kelompok satu sesi, bergantian.
c)      Pembimbing membagikan kartu yang sudah dikocok.
d)     Siswa disarankan untuk menjawab solusi dari tiap kepribadian yang ada dikartu.
e)      Jika apa yang dikatakan siswa ada yang belum mencapai target solusi kepribadian yang baik, dilemparkan kepada teman yang lain.
f)       Apabila tidak ada yang benar menjawab, pembimbing memberikan bimbingan disesi tiap kartu.
3)      Kegiatan Akhir
a)      Pembimbing memberikan tugas kepada siswa berbentuk lembar kerja siswa
b)      Siswa bersama pembimbing menyimpulkan materi yang telah disampaikan
c)      Pembimbing menutup kegiatan layanan

1)      Pengertian Kepribadian
                  KEPRIBADIAN menurut Kusumantoro Setyonegoro:
“Ekspresi keluar dari pengetahuan dan perasaan yang dialami secara subyektif oleh seseorang.”
Sedangkan menurut Pervin dan John:
kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
Dari dua tokoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian adalah suatu karakteristik yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan, perilaku yang konsisten dan ekspresi keluar dari pengetahuan dan perasaan yang dialami seseorang.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : Teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, Teori Analitik dari Carl Gustav Jung, Teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, Teori Medan dari Kurt Lewin, Teori Psikologi Individual dari Allport, Teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, Teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang mencakup :
a)       Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
b)       Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
c)       Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
d)       Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, sedih, atau putus asa.
e)       Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
f)        Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
2)      Dalam Bidang Sosial
Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial yang melatarbelakangi dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam sosial ini tidak “dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan.
Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang. Stereotipe cenderung menyamaratakan sifat-sifat individu atau golongan tertentu berdasarkan prasangka subyektif (social prejudice) yang biasanya tidak tepat. Penilaian terhadap orang lain disamping dapat menghasilkan penilaian positif tetapi tidak sedikit pula menimbulkan reaksi-reaksi negatif.
Kecemasan muncul ketika seorang individu memasuki lingkungan budaya lain yang unsur-unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yanmg berlebihan dalam kaitannya dengan suasana antar budaya dapat menuju ke culture shock, yang menyebabkan dia tidak tahu sama sekali apa, dimana dan kapan harus berbuat sesuatu. Agar komuniskasi sosial antara konselor dengan klien dapat terjalin harmonis, maka kelima hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.
Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya (2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.
3)      Komunikasi yang Baik dan Efektif terhadap lingkungan.
            Komunikasi dibentuk dari adanya stimulus dan respon. Manusia belajar menjadi manusia melalui komunikasi. Manusia bukan saja dibentuk dari lingkungan tetapi oleh cara-caranya menerjemahkan pesan-pesan lingkungan yang diterimanya. Melalui komunikasi kita dapat menemukan diri kita, mengembangkan konsep diri dan membentuk hubungan sosial dengan dunia sekitar kita.
Bagaimana tanda-tanda komunikasi yang efekif? Komunikasi yang efektif menurut  Stewart Tubbs & Sylvia Moss dikriteriakan paling tidak menimbulkan lima hal yaitu:
a)      Pengertian
b)      Kesenangan
c)      Pengaruh pada sikap
d)     Hubungan yang makin baik
e)      Tindakan
4)      Komunikasi Interpersonal
            Komunikasi interpersonal terjadi jika didalam proses komunikasi tersebut terlibat sekurang-kurangnya dua orang atau lebih, yang satu bertindak sebagai penyampai informasi dan yang satu sebagai penerima informasi. Komunikasi interpersonal yang baik akan berjalan lancar jika diantara kedua belah pihak terdapat keterkaitan emosional sebagai contoh:
”Seseorang merasa tidak nyaman dengan perilaku si A yang merokok tanpa melihat sisi kanan dan kiri karena asik membaca koran padahal si B mempunyai sakit jantung, padahal sudah disampaikan untuk pindah duduk ditempat lain yang ada ruang free smoking”. Dalam hal tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa komunikasi dari contoh diatas tidak berlangsung dengan baik, karena salah satu pihak tidak mempunyai keterkaitan emosional dengan penyampaian komunikasi.


8.   Tempat Penyelenggaraan Layanan       : Ruang kelas
9.   Waktu                                                       : 90 Menit
      Tanggal                                                    :  12 April 2011
      Semester                                                   :  II
10. Penyelenggara Layanan                         :  Praktikan
11. Alat & Perlengkapan                              :
a)      Kartu untuk simulasi
b)      Lembar Kerja Siswa
12. Sumber
a)      Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi
b)      Kurikulum SMU, Petunjuk Pelaksanaan BK tahun 1994
c)      Stewart Tubbs & Sylvia Moss, Body Language
d)     Moh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB - IKIP Bandung
e)      Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas
f)       Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.
13. Rencana Penilaian
a)      Prosedur Tes         : Post Test
b)      Jenis Tes                 :
1)      Tes Lisan
2)      Tes tertulis, pengisian LKS (terlampir)
c)      Bentuk tes              : Essay
d)     Butir Soal               :
1)      Bagaimana kepribadian yang sehat menurut anda sesuai apa yang telah dijabarkan pada tiap sesi
2)      Bagaimana komunikasi yang efektif terhadap lingkungan sebagai makhluk sosial?
3)      Berilah contoh keadaan ketika komunikasi interpersonal terjadi!
Purworejo, 12 April 2011
            Perencana Kegiatan Layanan

Cahaya Fitria Sari

















Nama               :
Kelas               :
No                   :

Angket tentang kemampuan komunikasi siswa

No
Pertanyaan
Jawaban


Ya
Ragu-ragu
Tidak

1.
Apakah anda senang dengan kepribadian anda sekarang?




2.
Apakah anda senang mempelajari kepribadian dan cara komunikasi internal yang baik dengan metode simulasi?




3.
Apakah dengan simulasi anda bersemangat mempelajari kompetensi mengembangkan komunikasi internal?




4.
Saat melakukan simulasi apakah anda serius?




5.
Apakah anda berani membenarkan jika teman salah menjawab pertanyaan atau salah sesi membacakan peristiwa yang ada dikartu simulasi?




6.
Apakah anda ikut serta dalam simulasi?




7.
Apakah anda menyukai dengan pendapat teman anda yang lain?




8.
Apakah dengan bermain simulasi anda lebih mudah memahami materi kepribadian dan komunikasi internal yang baik?




9.
Apakah anda senang dengan model permainan simulasi?



10.
Apakah anda merasa bosan dengan pembelajaran kehidupan dengan simulasi?










LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA


No
Aspek
Jumlah Siswa
1.
Mengajukan Pertanyaan

2.
Mengomentari Saat simulasi

Sesi ke.......

No
Aspek
Jumlah Siswa
1.
Mengajukan Pertanyaan

2.
Mengomentari Saat simulasi

Sesi ke.......

No
Aspek
Jumlah Siswa
1.
Mengajukan Pertanyaan

2.
Mengomentari Saat simulasi

Sesi ke.......

No
Aspek
Jumlah Siswa
1.
Mengajukan Pertanyaan

2.
Mengomentari Saat simulasi

Sesi ke.......

No
Aspek
Jumlah Siswa
1.
Mengajukan Pertanyaan

2.
Mengomentari Saat simulasi

Sesi ke.......

No
Aspek
Jumlah Siswa
1.
Mengajukan Pertanyaan

2.
Mengomentari Saat simulasi


LEMBAR OBSERVASI
Kegiatan guru membimbing
( Siklus ke.... )

No
Indikator
Catatan Kegiatan Peneliti
Jawaban
Ya
Tidak
1.
Pendahuluan
Memberi apersepsi sesuai materi



Memberi apersepsi kurang sesuai



Tidak memberi apersepsi


2.
Kegiatan Inti
Membimbing siswa saat melakukan simulasi



Mengerjakan pekerjaan lain dan tidak membimbing siswa dalam simulasi



Meninggalkan ruangan saat KBM



3.
Penutup
Membimbing siswa saat membuat kesimpulan


Tidak membimbing siswa dalam membuat kesimpulan


Memberi tugas rumah kepada siswa




Observer

Siswa















Kuesioner motivasi siswa pada kegiatan simulasi
KUESIONER

Petunjuk pengisian

A. Pilih salah satu jawaban yang tersedia dengan tanda silang disertai komentar saudara mengenai hal yang ditanyakan
B. Mintalah penjelasan dari guru saudara jika ada hal yang kurang jelas!

1. Apakah anda tertarik mengikuti pelajaran dengan simulasi di bidang mata pelajaran yang lain?
a. Ya b. Tidak
Komentar..............................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Apakah anda memahami materi bimbingan yang telah disampaikan?
a. Ya b. Tidak
Komentar.............................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Apakah anda menyukai kegiatan pembelajaran kehidupan pribadi dan sosial dengan simulasi?
a. Ya b. Tidak
Komentar..............................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Apakah anda menyukai suasana komunikasi teman anda sekarang setelah kegiatan simulasi?
a. Ya b. Tidak
Komentar..............................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Apakah anda menyukai cara guru membimbing?
a. Ya b. Tidak
Komentar..............................................................................................................
..............................................................................................................................
6. Apakah dengan bermain simulasi anda lebih mudah memahami materi bimbingan?
a. Ya b. Tidak
Komentar..............................................................................................................
..............................................................................................................................




Terima kasih atas informasinya
cacd

follow

Followers

My Blog List