Baca Selanjutnya Di: http://entry44.blogspot.com/2010/04/cara-membuat-link-berkedip-saat-kursor.html#ixzz1NzR3zzVK simfony jiwa: October 2015

Translate

lagi nge-hop

Thursday, October 29, 2015

kendala promosi di lapangan

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu'alaykum
sahabat blog, saat punya produk atau program perusahaan yang lagi dipromooin ke masyarakat banyak menghadapi berbagai kendala salah satunya penolakan secara kasar atau halus.

ada pula yang nyleneh kasih sok sok-an masukan untuk kita agar diajukan produk/program kita ke atasan yg lebih tinggi. Memang bagus sih solusinya,tapi hal itu bisa berdampak penolakan keseluruhan. Ini sih bicara paitnya. Ada juga yang menerima,mengikuti sekali program lalu tidak mau meneruskan lagi dengan alasan sibuk (ga ada waktu) alias menipu kita. Kesel sih,karena terdzolimi.

jangan shuudzon dulu sahabat blog,kita ga lantas berkecil hati karena kendala-kendala demikian.

kita disini untuk cari win solution, bukan mengeluh akibat kendala yang sering hinggap didiri kita. Alangkah indah apabila mereka mau menerima perubahan kemajuan dengan meningkatkan sumber daya manusianya. Bahwa program atau produk kita benar-benar layak. Tapi karena pemikiran warga pelosok berbeda dengan warga kota yang mau menerima perubahan,kita perlu strategi keyakinan yang kuat bahwa disebalik kegagalan yang banyak ada sukses yang menanti. Einstein aja menemukan produk lampu harus menjalani proses gagal 9999 x (kalau salah kritik aja ya) hehehe...😄 . Yuk ah,ada pepatah mengatakan,"orang sukses itu perlu melewati ketidaknyamanan." Semangat ya sahabat!! Kita itu sama gagalnya,ga usah panik! Jalani aja,dengan sendirinya akan terbiasa dan tanpa sengaja(reflek) akan menghindari mana-mana yang membuat gagal.

Saturday, October 17, 2015

Skala

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu'alaykum

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala model likert. Skala likert adalah sebuah skala untuk mengukur suatu sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 1999:73). Subjek dihadapkan pada suatu kenyataan dan dapat memilih salah satu diantara empat alternatif yang memiliki gradasi dari yang sangat positif sampai sangat negatif. Pada skala likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan dasar pembuatan item-item instrumen. Item-item tersebut bisa berupa pernyataan dan pertanyaan.

Pada skala likert, subjek diminta untuk menjawab suatu pernyataan dengan alternatif pilihan jawaban yang sesuai dengan data penelitian yang diperlukan oleh peneliti. Setiap jawaban dikaitkan dengan nilai berupa angka. Angka tersebut merupakan gradasi dari yang sangat positif sampai yang sangat negatif. Pada penelitian ini alternatif pilihan yang digunakan adalah sangat sesuai, sesuai, cukup sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Kemudian untuk perhitungan kuantitatifnya maka diangkakan/diberi skor masing-masing adalah:
a.       5 (jika pernyataan/pertanyaan sangat sesuai dengan diri subjek),
b.      4 (jika pernyataan/pertanyaan sesuai dengan diri subjek),
c.       3 (jika pernyataan/pertanyaan cukup sesuai dengan diri subjek),
d.      2 (jika pernyataan/pertanyaan sangat tidak sesuai dengan diri subjek),
e.       1 (jika pernyataan/pertanyaan sangat tidak sesuai dengan diri subjek).

Sebaliknya untuk pernyataan/pertanyaan yang bersifat negatif secara berurutan masing-masing diberi skor:

a.       1 (jika pernyataan/pertanyaan sangat sesuai dengan diri subjek),
b.      2 (jika pernyataan/pertanyaan sesuai dengan diri subjek),
c.       3 (jika pernyataan/pertanyaan cukup sesuai dengan diri subjek),
d.      4 (jika pernyataan/pertanyaan tidak sesuai dengan diri subjek),
e.       5 (jika pernyataan/pertanyaan sangat tidak sesuai dengan diri subjek).


Tujuh Mitos anak Manja

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu'alaykum

"Huh, dasar anak manja! Apa-apa harus dituruti!" Sering, kan, kita mendengar kalimat seperti itu? Tetapi, benarkah anak yang dituduh manja tersebut memang benar-benar manja? Atau hanya karena orangtuanya saja yang memberi label anak manja? Yuk, kita simak mitos-mitos tentang anak manja dan penjelasan dari mitos-mitos tersebut.

Mitos 1: Anda berarti akan membuat anak jadi manja bila terlalu banyak menggendongnya. Kadang-kadang anak harus dibiarkan menangis. Jangan terlalu sering menggendong anak.
Fakta: Dengan menggendongnya, tidak berarti memanjakan anak. Bayi memerlukan sentuhan, pelukan, dan mereka juga perlu digendong. Bayi menangis karena mereka lapar, sakit, buang air kecil, atau karena ingin diperhatikan. Gendong si kecil dan lakukan sesering yang Anda bisa.

Mitos 2: Anak-anak tidak boleh tumbuh berkembang dengan perasaan bahwa mereka selalu bisa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan.
Fakta: Diperlukan contoh yang efektif dari orangtua dalam mengajarkan anak-anak bahwa mereka tidak selalu bisa mendapatkan segala sesuatu yang mereka inginkan. Diperlukan waktu dan kebiasaan agar hal ini bisa tercapai.

Bila Anda sedang berbelanja dan anak mengatakan, "Ma, aku boleh beli mainan ini, enggak?" berikan jawaban, "Tentu saja, tetapi bagaimana kamu akan membayarnya?" atau "Mengapa kamu menginginkan benda tersebut?" Tanyakan padanya berapa uang yang dimilikinya, atau apakah dia akan menabung agar bisa mendapatkannya.

Tugas kita sebagai orangtua adalah membantu anak belajar bahwa mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan bila mereka mau berusaha atau bekerja untuk bisa memperolehnya. Selama dalam proses ini mereka akan belajar cara mengatasi masalah, perencanaan, mengutamakan prioritas, dan pencapaian tujuan. Mereka mungkin akan belajar dan memahami, keinginan bisa terwujud jika berusaha. Hal ini disebut juga sebagai fenomena tanggung jawab terhadap diri sendiri.

Mitos 3: Memang ada anak-anak yang manja dari "sono"nya.
Fakta: Tidak ada anak yang terlahir manja. Manja merupakan kesimpulan dan penilaian yang dibuat oleh orang terhadap pengamatan suatu perilaku.

Apakah ada anak yang memang berperilaku manja? Tentu saja ada. Ada anak-anak yang merengek dan baru diam sesudah orang tuanya mengabulkan permintaannya. Ada anak-anak yang menjerit bila permintaannya tidak dikabulkan. Ada anak-anak yang tidak menghargai pemberian yang sederhana. Nah, apakah hal ini berarti mereka manja? Tidak! Yang ada adalah anak-anak yang belajar dan berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan berperilaku "mengancam" agar permintaannya dikabulkan.

Anak-anak dengan perilaku mengancam tidak termasuk kategori manja. Mereka adalah anak-anak yang memilih berperilaku kurang pantas dan oleh karena itu perilaku mereka harus diarahkan dan diubah. Anak-anak ini harus diajarkan dengan cara yang lebih efektif dalam berinteraksi, menyampaikan apa yang mereka inginkan, serta dalam mengungkapkan perasaan mereka.

Mitos 4: Bagi sebagian anak, manja merupakan gambaran yang baik.
Fakta: Manja tidak pernah merupakan gambaran yang akurat bagi anak-anak. Manja tidak menggambarkan perilaku melainkan merupakan suatu penilaian.

Jangan memberikan label manja pada anak. Bila Anda memberinya label manja, maka anak cenderung menjadi manja. Bila Anda percaya si kecil manja, maka Anda akan selalu menganggap segala sesuatu yang dilakukan si anak adalah manja. Bila melihat sesuatu yang dapat diinterpretasikan sebagai manja, maka Anda seakan membuktikan keyakinan bahwa si kecil memang manja. Keyakinan yang melekat pada diri Anda akhirnya dikomunikasikan kepada anak sehingga ia mulai melihat dirinya sebagai anak yang dimanja.

Mitos 5: Sangat penting untuk menegur anak bila mereka bersikap manja.
Fakta: Memberikan label manja pada anak atau mengatakan mereka manja, bukan merupakan sikap yang baik dari orangtua. Bila Anda menyebut si kecil manja, yang mereka dengar bukanlah manja, melainkan sebagai manja yang merusak. Apakah Anda ingin anak merasa dirinya sebagai anak yang manja?

Bila Anda menganggap anak Anda manja, tanyakan pada diri Anda, perilaku yang mana yang membuat Anda menilai anak Anda manja? Lalu komunikasikan gambaran perilaku tadi dengan setiap informasi lain yang dapat membantu Anda. Bila anak Anda merengek meminta sesuatu, ajarkan anak Anda cara meminta dengan menggunakan bahasa yang baik.

Mitos 6: Anak-anak yang memiliki mainan yang berlimpah cenderung dimanja.
Fakta: Mitos tersebut tidak benar. Memiliki mainan atau barang-barang yang berlimpah bukan merupakan indikasi dari anak yang manja. Kita harus melihat bagaimana benda tersebut diperoleh, kegunaannya, dan bagaimana sikap anak tersebut terhadap benda-benda yang dimilikinya.

Mitos 7: Anak yang manja perlu diubah.
Fakta: Tidak. Yang perlu diubah adalah orangtuanya. Orangtua perlu mengubah perilaku mereka dalam menghadapi anak yang mengancam karena keinginannya tidak dikabulkan. Orangtua perlu menyisihkan waktunya untuk mengajarkan perilaku baru pada anak-anak mereka. Menghadapi konflik yang terjadi dan menyediakan waktu untuk mencari jalan keluarnya adalah apa yang harus orangtua lakukan. 

Teoritik Test Minat

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu'alaykum


Pengertian Minat
Menurut bahasa (Etimologi), minat ialah usaha dan kemauan untuk mempelajari (Learning) dan mencari sesuatu. Secara (Terminologi), minat adalah keinginan, kesukaan dan kemauan terhadap sesuatu hal. Sedangkan menurut para ahli pengertian Minat adalah :
• Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas ( Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59).

• Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu. (Maprare dan Slameto; 1988; 62).


• Minat ialah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto ; 1988 ; 59)


• Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997 : 370).


• Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhuMinatn erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju kesesuatu yang telah menarik minatnya (Gunarso, 1995 : 68).


• Minat merupakan sumber motivasi yamg mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995 : 144).


Dari beberapa pengertian minat diatas, maka dapat disimpulkan minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu agar motivasi seseorang terdorong untuk melakukan apa yang mereka inginkan.


Aspek –Aspek yang Mempengaruhi Minat


Menurut (Hurlock, 1995 : 117) minat dibagi menjadi 3 aspek, yaitu :


1. Aspek kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik dirumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
2. Aspek afektif
Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
3. Aspek psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Macam-Macam Minat


Menurut (Witherington, 1999 : 26) minat dibedakan menjadi 2 yaitu:


1. Minat primitif
disebut pula minat biologis, yaitu minat yang berkisar soal makanan dan kebebasan aktivitas.
2. Minat cultural
disebut juga minat sosial, yaitu minat yang berasal dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya.

Kriteria minat

Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi :
1. Rendah
jika seseorang tidak menginginkan obyek minat.
2. Sedang
jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera.
3. Tinggi
jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.

Kondisi yang mempengaruhi minat.


1. Status Ekonomi
Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.
2. Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseoarang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan bahwa “jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka.
3. Tempat Tinggal
Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang


Menurut (Yuwono, 2001 : 40), faktor-faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang yaitu ;
1. Kondisi Pekerjaan
tempat kerja yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan didukung oleh kerjasama yang professional, saling Bantu dapat meninggkatkan produksi.
2. Sistem Pendukung
dalam bekerja sangat diperlukan system pendukung yang memadai bagi para pekerjanya sehingga diperoleh hasil produksi yang maksimal, misalnya fasilitas kendaraan, perlengkapan pekerjaan yang memadai, kesempatan promosi, kenaikan pangkat atau kedudukan.
3. Pribadi Pekerja
semangat kerja, pandangan pekerja terhadap pekerjaannya, kebanggaan memakai atribut bekerja, sikap terhadap pekerjaannya.

Cara Menimbulkan Minat
Menurut (Effendi dan Praja, 1993 :72), minat dapat ditimbulkan dengan cara :
1. Membangkitkan suatu kebutuhan.
2. Menghubungkan dengan pengalaman yang lampau.
3. Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih baik.

Beberapa usaha guru yang harus dilakukan dalam mengembangkan minat dan bakat ini adalah :
1. Memberikan bimbingan, latihan dan motivasi kepada anak
2. Mengembangkan dan mengarahkan potensi dasar anak didik
3. Mengembangkan dan mengarahkan keinginan yang ada dalam diri anak menjadi lebih baik dan berkesinambungan.
4. Memberikan stimulus kepada anak agar minat tersalurkan
5. Menyediakan sarana dan prasarana dalam pengembangan minat.
6. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kreativitas.
7. Memberikan semangat kepada anak dalam mengembangkan minat
8. Memberikan reward kepada anak berupa pujian, perhatian sanjungan dan hadiah

Teori – Teori Inventaris Minat
a. Strong Vocational Interest Blank (SVIB)
b. Penginventarisan Minat Kuder

STRONG VOCATIONAL INTEREST BLANK (SVIB)


Rupanya cara yang paling bermanfaat untuk dapat mengetahui minat-minat dari seseorang terhadap berbagai jenis pekerjaan, kurikulum-kurikulum pendidikan, atau aktivitas-aktivitas yang bersifat menyenangkan atau rekreasi adalah dengan menanyakannya kepada individu yang bersangkutan secara langsung. Tetapi para penyelidik awal akan mengetahui secepatnya bahwa jawaban-jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan mengenai minat yang dilontarkan secara langsung sering tidak dapat dipercaya, dangkal, dan tidak realistis (lihat Fryer, 1931, bab. 5). Hal ini pada khususnya berlaku pada anak-anak dan anak muda ketika informasi mengenai minat tersebut sangat berguna untuk tujuan konseling.
Tidaklah susah untuk menemukan alasan-alasan untuk situasi ini. Di tempat yang dijumpai untuk pertama kalinya, kebanyakan orang-orang tidak memiliki informasi yang cukup tentang berbagai jenis tugas, pelajaran, serta kegiatan-kegiatan yang lainnya. Oleh sebab itu, mereka akhirnya tidak bisa menilai atau memutuskan apakah mereka akan benar-benar menyukai semua kegiatan yang ada pada pilihan pekerjaan yang mereka ambil. Minat mereka atau kurangnya minat terhadap suatu pekerjaan mungkin berpangkal dari suatu pemahaman yang terbatas tentang tugas sehari-hari yang tercakup di dalam pekerjaan tersebut. Yang kedua, faktor yang terkait adalah kelaziman klise mengenai lapangan kerja tertentu. Kehidupan rata-rata seorang dokter, pengacara, atau insinyur tidaklah sama dengan versi yang dijumpai dalam film, televisi, dan majalah-majalah yang terkenal. Maka dari itu, yang menjadi permasalahannya adalah individu-individu tersebut tidak mengetahui minat-minat mereka yang sebenarnya sebelum mereka terjun ke dalam bidang yang mereka tekuni sekarang. Dan pada saat mereka mendapat manfaat dari kontak pribadi, mungkin saja sudah terlalu terlambat untuk memperoleh keuntungan dari pengalaman, karena suatu perubahan mungkin terlalu menyebabkan pemborosan.

Untuk alasan ini, segera disadari bahwa pendekatan-pendekatan yang lebih tidak langsung kepada penentuan minat akan diselidiki. Salah satu pendekatan yang paling berhasil dari pendekatan-pendekatan tersebut dimulai di suatu seminar lulusan mengenai minat yang diadakan di Institut Teknologi Carnegie pada tahun akademik 1919-1920 (D. P. Campbell, 1971, Bab. 11; Fryer, 1931, Bab. 3). Beberapa daftar minat yang distandardisasi setelah itu disiapkan sebagai hasil pekerjaan yang dimulai oleh penulis mereka selagi menghadiri suatu seminar. Tetapi satu pengembangannya dibawa paling jauh adalah Strong Vocational Interest Blank (SVIB), disusun oleh E. K. Strong, Jr. Tidak sama dengan tes-tes sebelumnya, SVIB telah mengalami penelitian, revisi, dan perluasan yang berkelanjutan. 


Daftar-daftar minat yang dikembangkan oleh kelompok Carnegie memperkenalkan dua prosedur inovasi yang prinsip. Pertama, aspek-aspeknya berhubungan dengan minat kesukaan dan ketidaksukaan seorang responden terhadap berbagai macam aktivitas, obyek, atau tipe-tipe orang secara spesifik yang umum ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, tanggapan-tanggapan tersebut, berdasarkan pengamatan dan pengalaman diselaraskan dengan berbagai jenis pekerjaan. Dengan begitu, inventaris-inventaris minat ini diantara tes-tes yang pertama yang menggunakan kriteria kunci aspek-aspek, sesudahnya turut serta di dalam pengembangan inventaris-inventaris kepribadian seperti MMPI dan CPI (Bab 17). Telah ditemukan bahwa orang-orang yang terlibat di dalam pekerjaan yang berbeda ditandai oleh minat-minat yang umum yang membedakan mereka dengan orang lain yang memiliki pekerjaan yang berbeda dengan mereka. Perbedaan-perbedaan minat ini tidak hanya diperluas pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan aktivitas-aktivitas pekerjaan saja, tetapi juga sampai kepada pelajaran di sekolah, hobi, olah raga, jenis-jenis permainan atau buku yang disukai oleh seseorang, Minat-Minat sosial, dan banyak sisi kehidupan sehari-hari yang lainnya. Dengan demikian hal tersebut membuktikan kemungkinan untuk menanyakan kepada seseorang tentang minat-minatnya mengenai hal-hal yang umum, dan dengan demikian menentukan seberapa dekat minatnya tersebut menyamai kesuksesan orang-orang yang terlibat dalam berbagai jenis pekerjaan yang berbeda. 


Strong Vocational Interest Blank. Format Strong Vocational Interest Blank tahun 1974 (SVIB), yang ditunjuk sebagai Strong-Campbell Inventaris Minat (SCII), memperkenalkan inovasi-inovasi yang lebih luas dibandingkan dengan revisi yang dilakukan sebelumnya. Perubahan-perubahan prinsip yang dilakukan mencakup penggaMinatn bentuk-bentuk awal yang dimiliki oleh para pria dan wanita ke dalam suatu buklet tes tunggal dan pengenalan suatu kerangka teoritis untuk menuntun organisasi dan penafsiran skor. Inventaris tersebut terdiri dari 325 item yang dikelompokkan ke dalam tujuh bagian. Pada lima bagian pertama, orang yang menempuh ujian mencatat pilihannya dengan menandai L, I, atau D untuk menunjukkan “Suka,” “Tidak Memilih,” atau “Tidak Suka.” Aspek-aspek pada lima bagian pertama ini jatuh kepada kategori-kategori berikut: pekerjaan, pelajaran sekolah, aktivitas (misalnya: membuat pidato, memperbaiki jam dinding, mengumpulkan uang untuk amal), hiburan, dan kontak sehari-hari dengan berbagai macam orang (contohnya: orang yang sudah sangat tua, petugas militer, orang yang hidupnya dalam bahaya). Dua bagian sisanya memerlukan responden untuk mengekspresikan suatu pilihan diantara aspek-aspek yang berpasangan (contohnya: berhubungan dengan minat benda vs. berhubungan dengan minat orang banyak) dan menandai satu set pernyataan gambaran-diri “Ya,” “Tidak,” atau “?.”


SCII dapat dihitung hanya dengan komputer, melalui beberapa agen penghitungan yang ditunjuk. 


Untuk tujuan ilustratif, skor-skor telah disisipkan dari profil seorang psikolog wanita yang berusia 27 tahun yang pertama terlibat dalam penelitian dan tehnik menulis. Gambar 94 mencakup skor-skor pada skala yang paling luas, berhubungan dengan minat enam Tema Pekerjaan Umum, seperti: 

Realistis, Artistik, dan Sosial. Tema-tema ini berasal dari pengklasifikasian minat yang dikembangkan oleh Holland (1973) dan didukung oleh penelitian yang ekstensif baik dari Holland maupun para penyelidik independen yang lainnya. Masing-masing tema tidak hanya menandai tipe individu tertentu tetapi juga tipe lingkungan kerja yang paling menyenangkan bagi orang tersebut. Skor-skor semua bagian inventaris dinyatakan sebagai skor standar (M = 50, SD = 10). Untuk Tema Pekerjaan Umum, kelompok yang normatif merupakan contoh referensi umum yang terdiri dari 300 pria dan 300 wanita perwakilan dari semua jenis pekerjaan yang dicakup oleh inventaris. Skor angka dilaporkan dengan referensi terhadap keseluruhan contoh; frase-frase interpretive (contohnya: tinggi, cukup rendah) berdasarkan kepada penyebaran sub-kelompok jenis kelamin yang sama.


PENGINVENTARISAN MINAT KUDER


Penginventarisan Minat Kuder, berbagai bentuk, versi, dan edisi dari pengiventarisan Minat Kuder boleh dihormati sebagai sebuah keluarga dari alat-alat yang terkait dengan pendekatan pengukuran Minat dari sudut yang berbeda dan penginventarisan ini lebih dikenal sebagai Kuder Vocational Preference Record. Kemudian lebih dikembangkan daripada SVIB, pengujian ini mengikuti pendekatan yang berbeda di dalam pemilihan dan penilaian materi. Tujuan utamanya adalah untuk menunjukan Minat relative di sebuah jumlah kecil di area yang luas daripada pekerjaan yang khusus. Materi-materi mula-mula dirumuskan dan dikelompokan sementara atas dasar kebenaran isi. Ini diikuti oleh analisis materi yang lebih luas di sekolah tinggi dan kelompok dewasa. Objek dari analisis seperti ini adalah perkembangan dari materi kelompok yang menunjukan konsistensi internal yang tinggi dan korelasi rendah di kelompok yang lain. Tujuan ini layak dipenuhi untuk sbeagian besar rentangan


Materi didalam penginventarisan Kuder adalah tiga jenis pilihan bertenaga. Untuk masing-masing dari tiga kegiatan yang didaftarkan, pelanggan menunjukan yang mana di paling suka dan tidak suka. 2 contoh dari tiga jenis kegiatan dilukiskan di figure 98. Kuder Vocational Preference Record menyediakan 10 rentangan Minat ditambah sebuah rentangan pembuktian untuk mendeteksi kecerobohan, kesalahpahaman, pilihan social yang diinginkan tapi tidak seperti jawaban. Rentangan Minat meliputi: Luar ruangan (pertanian, kealamiahan), permesinan, computer, keilmiahan, promosi, arstistik, kesusastraan, musik, pelayanan social, dan pengetikan. Persamaan antara rentangan Minat tersebut dan 6 tema yang kemudian diidentifikasi di penelitian Holland adalah jelas nyata. Norma-norma jenis kelamin yang dipisahkan disedikan untuk sekolah tinggi, perguruan tinggi, dan kelompok dewasa. Skor keseluruhan dari 10 area ditunjukan oleh table bagian perseratus yang normal.


Keseimbangan selama kurun waktu yang berkisar setahun atau kurang juga menunjukan kepuasan. Sedikit informasi yang disediakan yang mengacu pada keseimbangan periode yang lama. Ada beberapa bukti yang menyarankan bahwa khususnya didalam hal murid-murid SMU bergeser kedalam area Minat yang tinggi dan redah adalah cukup sering ketika pengujian yang dilakukan dalam beberapa tahun yang terpisah (Herzberg & Bouton, 1954; Mallinson & Crumrine, 1952;Reid,1951; Rosernberg,1953). Mempelajari tentang simulasi tentang skor Minat menunjukan bahwa beberapa penipuan di perluasan baik itu Pendekatan Kuder atau kekuatan, tapi kelihatan jelas dlam beberapa hal did lam pendekatan Kuder yang mengacu pada kenyataan alamaih pada materinya (Durnall, 1954; Longstaff,1948).

Pedoman dengan pendekatan Kuder menyedikan sebuah daftar yang luas mengenai pekerjaan ini, dikelompokan berdasarkan area Minat utama atau berpasangan. Sebagai contoh : operator radio diklasifikasikan di bawah permesinan, arsitek tata ruang dibawah seni luar ruangan. Ini adalah prioritas yang terdaftar dalam hal analisis logis dan isi. Sebagai tambahan, secara empiris profil pekerjaan yang dibentuk diberikan dari 41 keluarga yang memiliki pekerjaan yang sama. Data yang diperoleh diturunkan dari profil pekerjaan yang didistribusikan secara luas oleh pemakai test.akibatnya, beberapa kelompok adalah kecil dan perwakilannya dipertanyakan. Usaha-usaha telah dibuat untuk mengembangkan persamaan regresi untuk mendapatkan skor keseluruhan untuk pekerjaan khusus atau kelompok kriteria yang lain (Mudgaas & Hester,1952)


Penelitian yang disahkan dengan penginventorisan ini telah dilakukan terutama betentangan dengan kriteria kepusaan pekerjaan.1164 siswa-siwa yang telah mendapatkan Kuder Vocational Preference Record di SMU diberikan kuisioner tentang kepuasan pekerjaan 7 sampai 10 tahun yang lalu. Pada saat itu, 7268 siswa diklasifikasikan konsitent dengan pola Minat aslinya dan 436 siswa diklasifikasikan tidak konsitent dengan pola-pola ini. Persentasi dari pekerja yang dipuaskan adalh 62 orang didalam kelompok yang konsisten, tapi hanya 34 orang di kelompok tidak consistent; disisi lain, persentasi dari pekerja yang tidak terpuaskan 8 orang di kelompok yang konsisten dan 25 orang dikelompok yang tidak konsisten. HuMinatn yang sama juga ditemukan dalam beberapa pembelajaran dari orang-orang yang dipekerjakan di bagian-bagian yand spesifik yaitu: tukang ketik, pekerja industri, penasehat rhabilitasi kejuruan, dan akuntant. Diantara akuntant- akuntan, contohnya, s kor kelompok yang terpuaskan lebih tinggi daripada kelompok yang tidak terpuaskan di dalam ilmu computer dan rentangan keinginan untuk mengetik dan lebih rendah di luar ruangan, keilmiahan, dan rentangan keinginan seni.

Baru-baru ini, Kuder General Interest Survey (KGIS) telah dikembangkan sebagai sebuah revision dan perluasan yang menurun dari Kuder Vocational Preference Record. Perencanaan untuk level 6 sampai 12, General Interest Survey mengunakan bahasa yang lebih mudah dan kosakata yang lebih sederhana daripada bentuk sebelumnya yang mana hanya membutuhkan kemampuan belajar membaca pada tingkat 6. norma-norma perseratus didilaporkan untuk contoh sertifikasi nasional pada 10000 laki-laki dan perempuan serta dewasa sebagai contoh kecil. Di dlam banyak situasi, KGIS telah mengganti Kuder Vocational Preference Record terdahulu. Korelasi antara skor antara 2 alat-alat adalah setingi keandalan koefisientnya. Sebagian besar penelitian telah dilakuakn dengan bentuk terdahulu. Meskipun kesamaan dari kedua bentuk tersebut data lebih mengacu pada KGIS yang diinginkan itu sendiri, khususnya dengan penduduk yang lebih muda.


Masih dalam versi yang lain, Kuder Occupational Interst survey (KOIS) yang telah dikembangkan melalui langkah-langkah kriteria kunic yang sama dengan SVIB ( Kuder, 1966a,1966b, 1970). Tidak seperti SVIB dan bentu pekerjaan Kuder sebelumnya, namun KOIS tidak menggunakan kelompok acuan secara umum. Sebagai pengganti dari skor individual dari masing-masing rentangan pekerjaan yang diekspresikan sebagai korelasi antara pola keinginananya dan pola keinginan yang diberikan oleh kelompok. KOIS tidak dapat ditulis dengan skor tulis tangan, lembara jawaban dikembalikan kepada penerbit dari penilaina komputer. Skor biasanya disediakan untuk 77 pekerjaan dan 29 rentangan utama dari perguruan tinggi yang diperoleh dari kelompok kriteria laki-laki dan untuk 29 pekerjaan dan 19 rentangan perguruan tinggi utama yang diperoleh dari kelompok kriteria perempuan. Skor pada semua skala dilaporkan baik untuk responden pria dan wanita. Pekerjaan-pekerjaan yang mencakup dengan inventori ini sangat bervariasi, dalam tingkatan, rentang dari tukang roti dan sopir truk terhadap ahli kimia dan pengacara. Eliminasi dari grup acuan kelompok mengijinkan cakupan luas ini berada didalam instrumen tunggal. 


Melalui analisis statistik dari skor subyek 3000 orang ( 100 dalam setial perwakilan kelompok pekerjaan-pekerjaan lingkungan kampus yang dicakup oleh inventori). Kuder telah mendemonstrasikan bahwa ada perbedaan yang lebih diantara kelompok pekerja dapat dicapai dengan sistem skoring KOIS dibandingkan dengan skala pekerja yang diambil melalui penggunaan acuan kelompok umum. 30 skala yang sama telah digunakan dalam analisis yang ekstensif dari reliabilitas yang paling menonjol, Minat dari nilai pada skala yang berbeda, dan aspek teknis lainnya,dari inventaris. Pada semua analisis ini, KIOS muncul sebagai hal yang paling memuaskan. Penelitian pada skala pekerjaan lainnya, begitu juga validasi terhadap kriteria eksternal, telah dilakukan. Instrumen ini mempresentasikan beberapa inovasi utama dalam membuat test. Kontribusi akhirnya hanya dapat diukur setelah penelitian dan aplikasi lebih lanjut pada konteks praktis.

angket perencanaan karir di SMK

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu'alaykum

PENGANTAR
Lampiran         : 3 (Tiga)
Hal                  : Pengisian Observasi Angket, Kuisioner           Kepada:
                                                                                                   Yth. Para Siswa
                                                                                                   .............................
                                                                                                   Kabupaten Purworejo
            Dengan hormat,

Ditengah-tengah kesibukan para siswa sekalian, perkenankanlah saya minta sedikit bantuan untuk mengisi angket ini.
Angket ini bertujuan untuk mengetahui kepribadian dan komunikasi internal yang baik pada siswa SMK Muhammadiyah Purwodadi-Jawa Tengah.
Berkaitan dengan pengisian angket, observasi dan kuesioner ini, tidak ada jawaban yang salah dan yang benar, yang penting jawaban Anda sesuai dengan keadaan diri Anda masing-masing.
Sekian atas bantuan para Siswa, saya ucapkan terima kasih.
                                                                                             Purworejo, 12 April 2011
                                                                                             Peneliti


                                                                                             Cahaya Fitria Sari


  


Lampiran         : 2 (Dua)
Nama                           :
Kelas-No.Absen          :
Jenis kelamin               :

Angket Perencanaan Karir
Petunjuk pengisian:
1.      Anda dipersilahkan membaca dengan teliti lebih dahulu sebelum memilih dan menentukan jawaban.
2.      Angket ini tidak bermaksud untuk memberikan penilaian terhadap keadaan atau kegiatan anda selama ini dan tidak mempengaruhi prestasi anda pada mata diklat yang lain.
3.      Tentukan jawaban yang sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya.
4.      Berilah tanda silang (x) a,b,c atau d yang anda pilih pada jawaban yang telah tersedia.

1.      Bakat adalah talenta anugerah Tuhan sejak lahir dengan mengembangkan kepandaian.
a.       Sangat Sesuai                                c. Tidak sesuai
b.      Sesuai                                            d. Sangat tidak sesuai

2.      Saya memiliki prestasi baik di bidang Olah Raga.
3.      Dari pengalaman orang tua saya, saya makin percaya diri dengan kemampuan saya.
  1. Saya mempunyai kemampuan lebih menonjol di bidang Seni
  1. Layanan bimbingan karir membuat orang - orang terdekat saya percaya atas kemampuan yang saya miliki.
  1. Saya yakin nasihat guru membantu menemukan potensi dan kemampuan diri kearah mana.
  1. Dari berbagai kegiatan yang saya lakukan saya cenderung punya kemampuan dalam bidang Peternakan 
  1. Dari berbagai kegiatan yang saya lakukan saya cenderung punya kemampuan dalam bidang Pertanian
  1. Dari berbagai kegiatan yang saya lakukan saya cenderung punya kemampuan dalam bidang Psikologi atau Kejiwaan 
  1. Menawarkan barang ke rumah-rumah sesuai dengan kemampuan saya.
  1. Dari berbagai kegiatan yang saya lakukan saya cenderung punya kemampuan dalam bidang Pemerintahan
  1. Dari berbagai kegiatan yang saya lakukan saya cenderung punya kemampuan dalam bidang Sosial
  1. Orang tua meyakinkan saya bahwa saya mempunyai bakat yang menonjol dalam diri. 
  1. Saya suka yang berkaitan dengan mendesain pakaian.
  1. Dari berbagai kegiatan yang saya lakukan saya cenderung punya kemampuan dalam bidang Hukum
  1. Saya cenderung memiliki kelebihan dalam bidang Otomotif
  1. Saya mempunyai bakat, saya gunakan untuk mengembangkan pola pikir yang lebih baik
  1. Saya merasa percaya diri atas kemampuan saya karena orang tua mendukung saya
  1. Saya masih bingung mengetahui bakat saya ke arah mana.
  1. Saya memiliki kelemahan di bidang Olah Raga
  1. Saya tidak mampu di bidang Perdagangan
  1. Saya merasa belum bisa memahami dimana kemampuan saya agar saya menjadi pribadi yang dibanggakan orang tua.
  1. Saya lemah di bidang Sosial
  1. Dalam bidang Seni tidak mampu.
  1. Kelemahan saya dalam bidang Peternakan
  1. Kelemahan yang saya miliki di bidang Pertanian
  1. Bidang Psikologi/ Kejiwaan adalah kelemahanku.
  1. Saya tidak mampu di bidang Otomotif
  1. Saya tidak mampu di bidang Agama 
  1. Saya tidak mampu di bidang Hukum
  1. Orang tua saya membantu saya dalam mengetahui minat saya. 
  1. Saya suka dalam bidang Hukum
  1. Saya menyukai bidang Psikologi/ Kejiwaan
  1. Saya tertarik di bidang Agama
  1. Saya ingin mendalami bidang Perdagangan
  1. Saya semangat untuk lebih mendalami dalam bidang Seni
  1. Dalam bidang Pertanian saya begitu tertarik.
  1. Orang tua mendukung saya untuk mendalami dalam bidang Peternakan
  1. Orang tua  mendukung saya dalam bidang Otomotif 
  1. Saya mengembangkan minat saya agar mendapatkan kesempatan berkembang maju
  1. Saya sulit memahami minat dalam kecenderungan untuk melakukan aktivitas tertentu.
  1. Saya tidak tertarik dalam bidang Sosial. 
  1. Saya tidak menyukai bidang Seni
  1. Saya malas ketika memahami minat dalam bidang Olah Raga 
  1. Saya sulit memahami minat dalam bidang Hukum 
  1. Saya sulit menerima infomasi minat mengenai Pertanian
  1. Guru mengecewakan saya karena tidak membantu mengetahui minat saya.
  1. Saya memiliki semangat untuk menetapkan cita-cita.
  1. Saya merasa memiliki motivasi untuk merencanakan masa depan saya. 
  1. Ayah memberikan motivasi untuk menata masa depan saya yang lebih baik. 
  1. Dari pengalaman Ibu saya, membuat saya membangkitkan semangat untuk menata karir sejak dini
  1. Saudara memberikan arahan rencana karir.
  1. Guru memberikan arahan kepada saya tentang masa depan saya.
  1. Teman memberiku ide tentang rencana masa depan saya.
  1. Saya yakin akan karir di masa mendatang karena layanan bimbingan karir membantu saya dalam mengetahui peluang karir sesuai kemampuan saya.
  1. Informasi mengenai keuntungan yang akan saya dapatkan ketika mengambil kesempatan karir untuk rencana masa depan saya yang lebih baik 
  1. Kendala yang mungkin muncul adalah tidak tercapainya tujuan, misal tidak lulus, nilai NEM atau IP kecil, menganggur, hal ini tentu menghambat karir dan tujuan hidup.
  1. Untuk menghindari kendala supaya tidak menghambat karir, maka yang harus dilakukan adalah berusaha memprediksi kemungkinan terburuknya sehingga siap dengan rencana masa depan. 
  1. Harus mempertahankan kemandirian bila konsekuensi jelekmya yang mungkin terjadi adalah kurang semangat, kurang biaya dalam menggapai cita-cita. 
  1. Konsekuensi adalah logis untuk dipilih, terutama yang bisa mendukung potensi demi tercapainya masa depan yang lebih baik, misal biaya yang cukup, sarana dan prasarana yang memadai. 
  1. Saya tidak suka jika dihadapkan pada masalah yang ujungnya harus memilih yang berkaitan dengan cita-cita hidup. 
  1. Guru memberikan keyakinan mengenai pentingnya untuk perencanaan masa depan. 
  1. Saya yakin bahwa lingkungan saya merupakan lingkungan yang sangat menarik untuk mendukung keberhasilan mencapai cita-cita hidup.
  1. Saya merasa memberikan semangat untuk menetapkan cita-cita hidup. 
  1. Saya merasa bahwa mampu meyakinkan diri untuk sukses di masa mendatang  dengan menentukan tujuan karir tentang memasuki dunia kerja. 
  2. 66.  Kebutuhan yang semakin padat apalagi ketika nanti memasuki berumah tangga, saya yakin dari sekarang mampu menetapkan arah masa depan saya. 
  3. 67.  Pentingnya tujuan masa depan ketika saya sudah berumah tangga kelak. 
  4. 68.  Dari bimbingan ibu  saya punya rencana karir saya akan ke mana untuk masa depan yang lebih cerah.
  5. 69.  Orang tua tidak memberikan arah sejak dini akan kemana masa depan saya.
  1. Dari sekarang saya malas memikirkan masa depan saya akan ke mana arahnya walaupun saya nantinya sudah berkeluarga sekalipun. 
  1. Saya merasa tidak mendapatkan bantuan dari guru untuk menata masa depan saya.
  1. Saya yakin bahwa pilihan program pengembangan diri yang tepat sesuai potensi saya merupakan tahap awal kesuksesan di masa mendatang. 
  1. Informasi dari media cetak tentang karir membuat saya semangat bahwa masa depan saya akan cerah dengan adanya perencanaan karir.
  1. Guru memberi pengertian kalau ada baiknya saya mau menerima saran dari orang lain mengenai pilihan pekerjaan sesuai keahlian. 
  1. Saya mempunyai pertimbangan sendiri dalam hidup saya yang tidak perlu diketahui dan dibahas orang lain dalam memilih jenis pekerjaan.
  1. Ayah membantu saya mengetahui berbagai jenis-jenis pekerjaan.
  1. Saya tidak punya pandangan jenis karir saya yang ingin seperti apa.
  1. Guru mengarahkan saya tentang informasi berbagai macam jenis-jenis pekerjaan.  
  1. Saya merasa kebingungan entah baik dan buruk jenis-jenis pekerjaan yang akan saya pilih. 
  1. Melalui bimbingan guru saya mengerti prosedur dalam melamar pekerjaan sesuai profesi yang akan dimasuki.
  1. Saya tidak perlu mendapat berbagai informasi tentang jenis pekerjaan dari layanan.
  1.  Dalam memilih jenis pekerjaan saya lebih suka ditentukan oleh diri sendiri.
  1. Saya makin memahami untuk memilih jenis pekerjaan yang sesuai dengan nilai hidup saya. 
  1. Saya belum mempunyai arahan bagaimana agar mampu menempatkan potensi dan kemampuan diri sesuai pekerjaan.
  1. Saya dapat menentukan pilihan jenis pekerjaan yang saya butuhkan sesuai potensi yang saya miliki.
  1. Media Cetak  membingungkan saya dalam menentukan pilihan jenis pekerjaan karena pilihannya begitu banyak dan saya suka semua.
  2. 87.  Saudara memberikan informasi berbagai jenis pekerjaan yang sesuai bidang jurusan yang sesuai bidang yang saya minati.
  3. 88.  Saya yakin atas pilihan jenis pekerjaan yang saya inginkan sesuai dengan jenis jurusan sekolah yang saya tempuh sekarang. 
  1. Saya merasa teman tidak membantu saya menjadi percaya diri atas kemampuan saya dalam memutuskan pilihan jenis pekerjaan yang terbaik 
  1. Saya memastikan prospek kerja jurusan yang akan saya pilih di lowongan-lowongan pekerjaan yang ada. 
  1. Saya jadi mengetahui dari guru ketika memberikan informasi poin-poin apa saja prosedur dalam melamar suatu pekerjaan.
  1. Saya tidak mementingkan penerimaan saran dari orang lain tentang suatu informasi  mengenai tata tulis dalam melamar pekerjaan.
  2. 93.  Dari berbagai informasi yang saya dapatkan mengenai tata cara melamar pekerjaan membuat saya dapat mempersiapkan sedini mungkin agar hasilnya baik.
  3. 94.  Dari situs internet saya mengetahui sumber-sumber informasi mengenai prosedur dalam melamar pekerjaan.
  4. 95.  Teman membicarakan mengenai prosedur melamar pekerjaan dan saya merasa kurang meyakinkan.
  5. 96.Saya yakin bahwa prosedur melamar pekerjaan merupakan hal yang perting untuk dipersiapkan sejak sekarang.                    
  6. 97.  Saya belum mendapatkan informasi mengenai prosedur melamar pekerjaan.
  7. 98.  Orang tua memberikan pengalaman informasi mengenai prosedur melamar pekerjaan.
  8. 99.  Saya mencari gambaran informasi yang dibutuhkan dari buku-buku yang ada dalam prosedur melamar pekerjaan.
  9. 100. Saya berusaha untuk mengatasi hambatan yang saya alami sendiri mengenai prosedur melamar pekerjaan agar tidak memberatkan orang tua saya.




skripsi Mind Mapping dalam bimbingan karir

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu'alaykum

PENERAPAN MIND MAPPING DALAM BIMBINGAN KARIR
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR
SISWA KELAS XI SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO
TAHUN 2010/ 2011

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
IKIP PGRI WATES Untuk Memenuhi Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

ikip wates

Oleh:
Cahaya Fitria Sari
08312439



FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI WATES
2011
HALAMAN PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI WATES
dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Ilmu Pendidkan




Pada Tanggal:
-----





Mengesahkan
Fakultas Ilmu Pendidikan
IKIP PGRI WATES
                                                                                                                                    Dekan


(____________)



            Dewan Penguji                                                            Tanda Tangan
1. ----                                                                           ----
     NIP.
2. ----                                                                           ----
     NIP.
MOTTO



"Kekuatan pikiran sangat mempengaruhi kemauan dan tekad seseorang karena siapa yang berfikir dia mampu, maka dia akan mampu menjadi siapapun yang dia inginkan"
(Dina Wahida)

"Tuhan telah menganugerahkan untukmu intelegensi dan pengetahuan. Janganlah kau padamkan lampu kasih sayang Tuhan dan jangan biarkan lilin kearifan mati dalam kegelapan nafsu dan kesalahan. Karena seseorang yang bijak  mendekati manusia dengan obornya untuk menerangi jalan umat manusia".
(Kahlil Gibran)

"Jangan pernah menyesali apa yang telah kau jalani dan yang telah kau dapatkan, melangkah dengan semangat yang baru karena dengan keyakinan dan usahamu kau mampu memperoleh lebih dari yang kau dapatkan saat ini. Jangan lupa semua yang kau miliki adalah karunia-Nya".
(I Gusti Ayu Sri Yuniarni)








PERSEMBAHAN


Terimakasih Allah SWT,
Atas nafas, logika, hikmah dan semua karunia-Mu
sehingga karya sederhana ini bisa selesai.
Amin........



Dengan segenap cinta dan kasih kupersembahkan karya sederhana ini untuk
keluargaku...
Mama dan Papi...
Kakakku yang sudah meninggal (Sukmasih Permana)telah memberiku inspirasi ini,
Suami tercinta (Heri Tri Rahajo)untuk semua yang kau berikan dengan kasih sayang dan kesabaran dalam menghadapiku,
Anakku tersayang (Tresna Falih Atharyu)yang menjadi semangatku.
Teman-teman dekatku (Yanti, Mba Leha, Ka Santos, Ka Oman, Ka Aden, Ka Andru, Ka Harakalis, Ka Ian) yang telah memberikan advise dan apa arti hidup yang sebenarnya.







KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah atas berkah, rahmat dan hidayah dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul PENERAPAN MIND MAPPING DALAM BIMBINGAN KARIR DALAM MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SAWUNGGALIH KUTOARJO TAHUN 2010/ 2011.
Penyusunan skripsi ini digunakan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI WATES. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Drs. Sumardiono, M.M., selaku Rektor IKIP PGRI WATES.
2.      Drs. Dri Atmaka, M.Pd.,selaku Dekan Fakultas IP IKIP PGRI WATES.
3.      Drs. Dri Atmaka, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu penulis dengan bimbingan, arahan, semangat, nasihat-nasihat kehidupan yang begitu berharga bagi penulis dan kesabarannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Waktu yang ibu berikan sangat berharga.
4.      selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis.
5. ..........,selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama dalam perkuliahan.
6. ........., yang telah membantu dan mempermudah jalan penulis untuk melakukan penelitian.
7. Segenap Dosen FIP IKIP PGRI WATES, terimakasih atas ilmu pengetahuan yang telah diberikan.
8. Seluruh staf dan Karyawan FIP IKIP PGRI WATES.
            Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya. Bantuan, doa dan dukungan semua pihak di atas semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
                                                                                                Wates, ........
                                                                                                            Penulis,

                                                                                                Cahaya Fitria Sari








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN
            A. Latar Belakang Permasalahan
            B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II            TINJAUAN PUSTAKA
            A. Perilaku Agresif
                        1. Pengertian Perilaku Agresif pada Narapidana
                        2. Bentuk-Bentuk Perilaku Agresif
                        3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif
            B. Pelatihan Meditasi
                        1. Pengertian Meditasi
                        2. Manfaat Meditasi
                        3. Tahap-Tahap Meditasi
                        4. Teknik-Teknik Meditasi
            C. Efektifitas Meditasi untuk Menurunkan Perilaku Agresif pada Narapidana Anak
            D. Hipotesis
BAB III          METODE PENELITIAN
            A. Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional
            B. Manipulasi Variabel Bebas
            C. Rancangan Eksperimen
            D. Subjek Penelitian
            E. Metode Pengumpulan Data
            F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
                        1. Tahap Persiapan Penelitian
                        2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
                        3. Tahap Pemberian Posttest
            G. Metode Analisis Data
BAB IV          HASIL DAN PEMBAHASAN
            A. Hasil
                        1. Deskripsi Data Penelitian
                        2. Katagori Skor
                        3. Uji Prasyarat
                        4. Uji Hipotesis
                        5. Analisis Tambahan
            B. Pembahasan
BAB V            PENUTUP
            A. Kesimpulan
            B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN








DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A
            1. Skala Perilaku Agresif sebelum Uji Coba
            2. Skala Perilaku Agresif Pre-Test
            3. Skala Perilaku Agresif Post-test
LAMPIRAN B
            1. Data Try-out
            2. Data Pre-test
            3. Data Penelitian
LAMPIRAN C
            1. Uji Validitas dan Reliabilitas
LAMPIRAN D
            1. Deskripsi Data
            2. Uji Normalitas
            3. Uji Homogenitas
            4. Uji Hipotesis
LAMPIRAN E
            1. Modul Pelatihan Meditasi
            2. Dokumentasi Penelitian
            3. Surat Ijin Penelitian
            4. Lembar Komitmen
            5. Lembar Monitoring Diri
            6. Lembar Evaluasi
LAMPIRAN F
            1. Hasil Wawancara





ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan mind mapping dalam bimbingan karir dapat meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa kelas XI SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo tahun 2010/2011. Melalui penerapan mind mapping siswa dapat membuat perencanaan karir sesuai dengan gayanya masing-masing.
Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) dengan subjek penelitian siswa kelas XI SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo yang berjumlah 40 orang. Metode pengumpulan data dengan menggunakan angket kemampuan perencanaan karir dan pedoman observasi. Adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan mind mapping dalam membimbing karir dapat meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa kelas XI SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo tahun 2010/2011. Dari hasil uji pre test dan post test akan diketahui bahwa sebelum tindakan ada beberapa golongan.


Kata Kunci: Kemampuan perencanaan karir, mind mapping

follow

Followers

My Blog List