Baca Selanjutnya Di: http://entry44.blogspot.com/2010/04/cara-membuat-link-berkedip-saat-kursor.html#ixzz1NzR3zzVK simfony jiwa: 11/11/13

Translate

lagi nge-hop

Monday, November 11, 2013

Sa'id bin Jubair yang tegas Menghadapi Penguasa Kejam

Bismillahirrohmannirrohiim
 Assalamu'alaykum,
Monggo di waos,

Badannya kekar, lincah, cerdas, jenius, antusias terhadap kebajikan dan menjauhi dosa. Dia berasal dari Habsyi dan menjadi warga Arab.

Dia menjadikan taqwa di sisi kanannya karena mampu mengantarkannya ke Syurga, sedang di kirinya ilmu agar bisa mengantarkan kepada Allah SWT. Dengan dua hal tersebut, Sa'id dikenal warga sejak kecil telah akrab dengan buku-buku.

Pemuda ini berguru pada banyak sahabat senior seperti Abu Sa'id Al-Khudri, Adi bin Hatim Ath-Thayy, Abu Musa Al-Asy'ari, Abu Huraurah Ad-Dausi, Abdullah bin Umar maupun Ummul Mukminin Aisyah ra. Tapi guru utamanya Abdullah bin Abbas ra.

Orang-orang yang merindukan ilmu dan kebaikan datang ke Kufah untuk menghirup sumber air yang jernih dari Sa'id, Beliau ditanya,"Apakah khasyyah (takut) itu?" Beliau menjawab,"Khasyyah adalah bahwa engkau harus takut kepada Allah SWT hingga rasa takutmu menghalangi dirimu dari perbuatan maksiat."

Ketika ditanya  tentang dzikir, beliau berkata,"Dzikir itu adalah taat kepada Allah SWT. Barangsiapa menyahut seruan Allah SWT dan mentaati-Nya, berarti dia berdzikir kepada-Nya. Adapun orang yang berpaling dan tak mau taat, maka dia bukanlah termasuk ahli dzikir, meski dia bertasbih dan membaca Al-Qur'an semalam suntuk."

Kota Kufah saat itu dipimpin Gubernur Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi, kekuasaannya meliputi Irak dan seluruh masyriq serta negri di seberangnya. Dia telah membunuh Abdullah bin Zubair, putra Asma' Binti Abu Bakar ra, hingga penduduk merasa ngeri dan takut akan kekejamannya.

Suatu ketika Hajjaj terjadi perselisihan dengan salah satu pendampingnya Abdurrahman bin Asy'ats. Perang argumen akhirnya berkembang menjadi fitnah besar yang menelan banyak korban, meninggalkan bekas luka yang dalam dan menyedihkan di hati kaum muslimin saat itu. Banyak ulama kecewa dengan Hajjaj, dan kekecewaannya itu dimanfaatkan Abdurrahman. Hingga membuat para tokoh Tabi'in dan pemuka Islam turun tangan termasuk Sa'id, Abdurrahman bin Laila, Imam Asy-Sya'bi, Abul Buhtari, dll.

Saat perang berlangsung, Ibnu Asy'ats kalah dan melarikan diri dan pasukannya menyerah kepada Hajjaj. Orang yang menyerah kepadanya, lalu berbaiat, namun mereka menemui kejadian yang terduga yaitu perkataan Hajjaj, "Apakah engkau mengaku kafir karena telah membatalkan bai'at kepada amirmu? Jika ia menjawab ya maka diterima bai'atnya lalu dibebaskan. Namun jika mereka menjawab tidak maka dibunuh.

Pembantaian besar-besaran tersebut menelan ribuan korban. Saai itu Sa'id mempunyai keyakinan jika tertangkap akan dihadapkan pada hal yang sama. Akhirnya Sa'id memilih keluar dari Irak, ia menyembunyikan diri dari masyarakat. Dan kemudian tinggal di sebuah desa dekat Mekkah. Selama 10 tahun ia tinggal di sana.

Saat itu datanglah Khalid bin Abdullah Al-Qasri yang berasal dari bani Ummayah. Dan benar dugaan orang-orang mengenai kekejaman Khalid ternyata tak meleset. Ketika tau persembunyian Sa'id, pasukannya langsung datang untuk menangkap Sa'id, lalu mengikatnya dan mengirimkannya ke Hajjaj di Kota Wasit.

Ketika Sa'id berada di hadapan Hajjaj, dengan pandangan penuh kebencian, Hajjaj bertanya:

H: "Siapa namamu?"
S: "Sa'id (bahagia) bin Jubair (perkasa)."

H: "yang benar engkau adalah Syaqi (celaka) bin Kasir (Lumpuh)
S: "ibuku lebih mengetahui namaku daripada engkau."

H: "Bagaimana pendapatmu mengenai Muhammad?"
S: "Apakah yang kau maksud Muhammad bin Abdullah SAW?"

H: "Benar."
S: "Manusia utama di antara keturunan Adam as dan Nabi yang terpilih. Yang terbaik diantara manusia yang hidup dan yang paling mulia diantara yang mati. Beliau telah mengemban risalah dan menyampaikan amanat, beliau telah menunaikan nasihat bagi Allah, kitab-Nya, bagi seluruh kaum muslimin secara umum dan khusus."

H: "Bagaiaman pendapatmu tentang Abu Bakar?"
S: "Ash-Shiddiq adalah khalifah Rasulullah. Beliau wafat dengan terpuji dan hidup dengan bahagia. Beliau mengambil tuntunan Nabi SAW tanpa merubah atau pun mengganti sedikitpun darinya."

H: "Bagaimana pendapatmu tentang Umar?"
S: "Beliau adalah Al-Faruq, dengannya Allah membedakan antara yang haq dengan yang batil. Beliau adalah manusia pilihan Allah dan Rasul-Nya, beliau melaksanakan dan mengikuti jejak kedua pendahulunya, maka dia hidup terpuji dan mati sebagai syuhada."

H: "Bagaiaman dengan Utsman?"
S: "Beliau membekali pasukan Usrah dan meringankan beban kaum muslimin dengan membeli sumur "Ruumah" dan membeli rumah untuk dirinya di syurga. Beliau adalah menantu Rasulullah atas dua putri beliaudan dinikahkan karena wahyu dari langit. Lalu terbunuh di tangan orang zalim."

H: "Bagaimana dengan Ali?"
S: "Beliau adalah putra paman Rasulullah SAW dan pemuda pertama yang memeluk Islam. Beliau adalah suami Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah SAW, ayah dari Hasan dan Husain yang merupakan pemimpin pemuda ahli syurga."

H: "Khalifah yang mana dari Bani Umayah yang paling kau sukai?"
S: "Yang paling diridhai Pencipta mereka."

H: "Manakah yang paling diridhai Rabb-Nya?"
S: "Ilmu tentang itu hanyalah diketahui oleh Yang Maha Mengetahui yang zahir dan yang tersembunyi."

H: "Bagaimana pendapatmu tentang diriku?"
S: "engkau lebih tau tentang dirimu sendiri."

H: "Aku ingin mendengar pendapatmu."
S: "itu akan menyakitkan dan menjengkelkanmu."

H: "Aku harus tahu dan mendengar darimu."
S: "Yang diketahui, engkau telah melanggar Kitabullah, engkau mengutamakan hal-hal yang kelihatan hebat padahal justru membawamu ke arah kehancuran dan menjerumuskan ke neraka."

H: "Kalau begitu, demi Allah aku akan membunuhmu."
S: "Bila demikian, maka engkau merusak duniaku dan aku merusak akhiratmu."

H: "Pilihlah bagi dirimu cara kematian yang kau sukai."
S: "Pilihlah sendiri wahai Hajjaj. Demi Allah, untuk setiap cara yang kau lakukan, Allah akan membalasmu dengan cara yang setimpal di akhirat nanti."

H: "Tidakkah engkau menginginkan ampunanku?"
S: "Ampunan itu hanyalah dari Allah SWT, sedangkan engkau tak punya ampunan dan alasan lagi dihadapan-Nya."

Memuncaklah kemarahan Hajjaj, kepada algojlonya diperintahkan: "Siapkan pedang dan alasnya!"
Sa'id tersenyum mendengarnya, sehingga bertanyalah Hajjaj,"Mengapa engkau tersenyum?"
S: "Aku heran atas kecongkakanmu terhadap Allah SWT dan kelapangan Allah terhadapmu."

H: "Bunuh dia sekarang!"
S: (menghadap kiblat sambil membaca firman Allah Ta'ala:

"Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung orang yang mempersekutukan Allah." [QS. Al-An'am : 79]
H: "Palingkan ia dari kiblat!"
S: (membaca firman Allah Ta'ala):
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap disitulah wajah Allah." [QS. Al-Baqarah : 115]
H: "Sungkurkan dia ke tanah!"
S: (membaca firman Allah Ta'ala) :
"Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkanmu pada kali yang lain." [QS. Thaha:55]
H: "Sembelihlah musuh Allah ini! Aku belum pernah menjumpai orang yang suka berdalih dengan ayat-ayat Allah seperti dia!"
S: (mengangkat kedua tangannya sambil berdoa), "Ya Allah, jangan lagi Kau beri kesempatan ia melakukan atas orang lain setelah aku."

Tak lebih lima belas hari setelah wafatnya Sa'id. Mendadak Hajjaj tererang demam. Kian hari suhu tubuhnya makin meningkat dan bertambah parah rasa sakitnya hingga keadaanya silih berganti antara pingsan dan siuman. Tidur tak lagi nyenyak, sebentar-sebentar terbangun dengan ketakutan dan mengigau: "Ini Sa'id hendak menerkamku! Ini Sa'id berkata:"Mengapa engkau membunuhku?" Dia menangis tersedu-sedu menyesali diri: "Apakah yang aku perbuat atas Sa'id? Kembalikan Sa'id kepadaku!"

Kondisi itu terus berlangsung sampai dia meninggal. Ketegaran Sa'id memegang prinsip keteguhan uman jarang ditemui di zaman sekarang. Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi semua. Wassalam.
 
 

follow

Followers

My Blog List