Baca Selanjutnya Di: http://entry44.blogspot.com/2010/04/cara-membuat-link-berkedip-saat-kursor.html#ixzz1NzR3zzVK simfony jiwa: 04/26/11

Translate

lagi nge-hop

Tuesday, April 26, 2011

situasi abusif

Pernah nggak kalian mengalami dalam hubungan ma orang lain anda mengalami kekerasan entah psikis/jiwa atau pun secara fisik. misal dalam pacaran, dia kasar terhadap anda dalam segi perkataan. lalu kalian sama-sama membuat keputusan untuk putus. Namun lama kelamaan anda merasa situasi itu membuat anda ketagihan, dan mengingatnya. ingin sekali dekat lagi sama orang tersebut. Nah, ini yang saya maksud dengan SITUASI ABUSIF.


Abuse (http://www.rumahshine.org) adalah suatu tindakan dimana seseorang, dengan sengaja menyalah-gunakan, memanfaatkan, memperlakukan  orang lain secara tidak pantas dan tidak wajar tanpa memikirkan perasaan dan diri orang tersebut.  Perlakuan ini merendahkan keberadaan diri korban.

Pelaku abuse memperdayakan, mengontrol,  memanipulasi, dan memaksa korban-korbannya sedemikian rupa sehingga mereka akan tunduk dan mengikuti keinginan pelaku abuse. Pelaku abuse memperdayakan korban-korbannya dengan berbagai macam cara,antara lain:
  • Verbal: Tindakan yang bertujuan untuk merendahkan, menghina atau/ dan memanipulasi orang lain dengan menggunakan kata-kata.  Contoh: ucapan menyakitkan, kata-kata kotor, bentakan, penghinaan, ancaman.  Verbal abuse adalah bentuk aniaya yang berbahaya karena dampaknya tidak langsung terlihat dan biasanya tersimpan dalam pikiran dan perasaan korban dalam jangka waktu yang lama dan sulit untuk di deteksi.  Korban pun banyak yang tidak menyadari secara langsung sehingga bentuk aniaya ini bisa terjadi untuk periode yang panjang.  Korban bisa kehilangan jati diri dan merasa diri tidak berarti.
  • Psikologis dan Emosional: Tindakan yang bertujuan untuk mempermainkan, mempengaruhi dan memanipulasi kondisi emosi dan pikiran seseorang.  Dengan “mind-games” seperti ini, pelaku memaksa korban untuk patuh akan tuntutan dan permintaan pelaku.  Biasanya menimbulkan gejolak emosi dan luka batin yang luar biasa pada diri korban.  Sama seperti Verbal Abuse, tipe aniaya ini juga sulit untuk di deteksi karena tidak menimbulkan luka pada tubuh.
  • Fisik: tindakan yang bertujuan untuk melukai, menyiksa atau menganiaya orang lain dengan menampar, memukul, menjambak, mendorong secara kasar, menginjak, menendang, mencekik, melempar benda keras atau tajam.
  • Seksual: tindakan yang bernuansa seksual, termasuk berbagai perilaku yang tidak di-inginkan: pelecehan seksual sampai pemaksaan hubungan seksual (pemerkosaan).
  • Ekonomi: dalam bentuk penelantaraan ekonomi; tidak diberi nafkah secara rutin atau dalam jumlah yang cukup, membatasi atau melarang untuk bekerja sehingga korban di bawah kendali orang tersebut.

Abuse bisa terjadi didalam komunitas apa saja dan tidak terbatas pada tempat tertentu: di rumah (KDRT, pemerkosaan terhadap pasangan, incest), sekolah (bully), kantor (sexual harassment), bahkan komunitas agama dan lainnya.

Kasus kekerasan seksual pada anak, saat ini sedang hangat-hangatnya beredar di masyarakat. Hal ini acap kali menimbulkan keresahan di masyarakat. Pasalnya, kasus seperti ini bisa menimpa masyarakat dari jenjang manapun. Lalu bagaimana sikap umat Islam semestinya? Menjawab hal ini, Lembaga Pengkajian Islam (LPI) Salman ITB akan mengadakan diskusi bertema “Kekerasan Seksual pada Anak” pada hari Sabtu, 30 januari 2009 pukul 09.00 di Gedung Sayap Selatan (GSS) D Masjid Salman ITB. Adapun pembicara kajian ini adalah Iip Fariha, M.Psi, psikolog dan Samseo Basaroedin, BE, staff Ahli Pembina YPM Salman ITB(http://salmanitb.com).
Siapa saja pelaku abuse? Pelaku abuse bisa pria atau perempuan.  Biasanya adalah orang-orang yang mempunyai hubungan yang cukup dekat atau mempunyai pengaruh yang cukup kuat dengan mangsa/korbannya: teman, pacar, guru, anggota keluarga (orang tua, kakak, adik, paman, bibi,  kakek, nenek).  Abuse bisa terjadi atas anak-anak, dewasa, bahkan lansia.


Abuser adalah salah satu orang yang paling menarik yang akan anda temui, dan dengan penampilan dan sikapnya anda akan beranggapan dia adalah orang yang bisa mencintai dan mendukung pasangannya.”

“Saya di abuse oleh istri saya selama 37 tahun.  Dia selalu bisa menyembunyikan hal ini dari orang lain.  Orang-orang tidak pernah bisa percaya ketika saya memberitahukan mereka akan perlakuan istri saya”(www.suite101.com)

Sungguh suatu hal yang menyeramkan bahwa orang-orang yang pandai memikat, menarik dan sangat mendukung bisa berubah menjadi binatang buas yang sedang mencari mangsa.  Tentunya, perlu diingat bahwa tidak semua orang yang berperilaku seperti itu adalah abuser.  Sebagian dari mereka adalah orang yang benar-benar tulus dan baik hatinya.  Jadi, bagaimana kita membedakan abuser dari orang-orang yang tulus hatinya?

Di bawah ini adalah fakta karakter yang mungkin bisa membantu kita mengidentifikasi orang yang berpotensi menjadi abuser:
  • Kita tidak bisa mengenali abuser hanya dari penampilannya saja.
  • Sebagian orang percaya bahwa pelaku berasal dari kaum miskin, yang diasuh dengan kekerasan. Sebenarnya mereka berasal dari semua tingkatan sosial-ekonomi: kaya dan miskin, dari berbagai latar belakang etnis dan ras. Pelaku juga bisa laki-laki atau perempuan, dan dalam  lingkup usia yang berbeda.
    • ·Mereka mempunyai rasa rendah diri atau tidak nyaman dengan dirinya.  Oleh karena itulah mereka perlu untuk mengendalikan lingkungan mereka dan orang-orang yang ada dalam lingkup pengaruhnya
    • Pelaku juga memiliki pandangan yang suka memegahkan diri. Mereka sering menunjukkan ketidakpedulian terhadap orang lain. Mereka pikir mereka lebih baik daripada orang lain, dan mereka sering mengungkapkan hal ini untuk mendapatkan pengaruh atas orang lain. Biasanya dalam hal ini, pelaku ingin mengambil peran sebagai pihak yang mempunyai kuasa sehingga mereka dapat menempatkan diri lebih tinggi dari orang lain (atau menonjolkan diri supaya orang lain dapat melihat mereka). Itulah sebabnya dalam banyak kasus, pelaku dapat menjadi orang yang tidak dicurigai, orang-orang yang selalu dihormati; - guru, pemimpin agama, tokoh masyarakat, atau seseorang yang berpengaruh besar.
    • Pelaku dapat bersikap kebapakan atau keibuan. Pada awalnya mereka akan sangat peduli, menawarkan bantuan dan perlindungan, tapi ketika korban mulai bergantung pada pelaku, maka terungkaplah motif pelaku yang sesungguhnya. (baca artikel Alleged Killer Was Father Figure Who ‘Protected’ Kids)
      • ·Mereka suka memanipulasi, mengancam, dan mengontrol
      • ·Mereka suka mengatur, otoriter, dan menuntut.
      • ·Mereka sangat posesif dan protektif.
      • ·Mereka sering menjadi iri terhadap orang lain, terutama pada mereka yang mempunyai hubungan erat dengan korban, seperti pacar korban, pasangan, atau bahkan keluarga.
      • ·Mereka sangat mudah dibuat jengkel dan sangat sensitif terhadap kritik.
      • ·Pelaku memiliki kebutuhan untuk selalu diakui, mendapat pujian dan sanjungan.
      • ·Sering kali mereka memanipulasi korban dengan "berperilaku manis": memikat, penuh kasih, suka memberi. Dalam beberapa kasus, setelah melakukan abuse, para pelaku akan minta maaf sedalam-dalamnya dan menghujani korban dengan hadiah dan perhatian.
      • ·Mereka cenderung menganggap tindakan kekerasan sebagai suatu bentuk disiplin.
      • Mereka cenderung menyalahkan korban atas masalah mereka, sehingga korban akan merasa bersalah karena telah menimbulkan masalah.
      • Tidak ada penyesalan, selalu ada pembenaran untuk setiap kesalahan. Hanya ketika korban mengancam untuk meninggalkannya, maka ia akan berpura-pura menyesal. Ini sama seperti kasus dimana  seorang maling menyesal karena tertangkap basah  tetapi tidak menyesali apa yang telah di lakukannya.
      • Mereka membenarkan kekerasan sebagai bentuk disiplin.
      • Mereka biasanya pernah memiliki hubungan yang buruk. Jadi carilah informasi tentang hal tersebut.
      • Para pelaku cenderung memiliki “siklus”, di mana mereka beralih sikap dari orang yang ramah menjadi penuntut, mencari-cari dan menemukan kesalahan, lalu meluap marah, lalu beralih ke sikap menyesal, ketakutan ditinggal dan butuh bantuan.
      • Pelaku “menyakiti” korban-korban mereka di “balik pintu tertutup”. Dalam banyak kasus mereka menyembunyikan perilaku kasar mereka dengan sangat baik.
      • Pelaku biasanya suka menyakiti binatang, bahkan dengan pernah melakukan satu tindakan kekejaman pada binatang saja sudah dapat diindikasikan mempunyai kecenderungan perilaku tersebut.

saya punya pendapat, apabila anda berada pada posisi ini. coba ubah cara pola pikir kalian, dengan otak kiri anda(kesadaran, logika). Hal ini berbahaya untuk anda sendiri, anda akan terperangkap seperti seorang tawanan BANK yang menginginkan untuk bertahan hidup.

Banyak dari kita beranggapan bahwa tindakan ABUSE sama dengan KEKERASAN.  Pada kenyataannya, tindakan abuse lebih luas daripada kekerasan. Kekerasan hanyalah salah satu bentuk dari abuse.  Banyak sekali korban abuse tidak menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam situasi ini sampai tindakan kekerasan itu terjadi atas mereka.  Oleh karena itu, marilah kita mempelajari dan mengerti tindakan apa saja yang termasuk di dalam definisi Abuse ini (www.rumahshine.org)


Menurut WHO, ketrampilan hidup adalah kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku positif sehingga individu mampu menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari.  Ketrampilan tersebut antara lain:

  • Membuat keputusan dan menyelesaikan masalah
  • Berpikir kreatif dan berpikir kritis
  • Ketrampilan interpersonal dan berkomunikasi
  • Kesadaran diri dan empati
  • Mengatasi emosi dan stress
Kalau kita bisa memiliki ketrampilan hidup seperti yang disebutkan di atas, maka kita akan mudah untuk menjalani relasi dengan orang lain. Ketrampilan hidup ini tidak berdiri sendiri-sendiri tapi merupakan serangkaian yang terkait.

Dalam berelasi kita akan bertemu dengan pribadi yang berbeda-beda dan tentu saja mereka memiliki sifat yang berbeda. Tapi dengan memiliki ketrampilan ini maka kita akan mampu:

Bersikap asertif: kemampuan untuk menyatakan pikiran dan pendapat tanpa merendahkan pendapat orang lain. Sikap ini membantu kita untuk menyatakan isi perasaan kita kepada orang lain dan juga siap untuk menghadapi tekanan yang akan muncul.

Bernegoisasi : kemampuan untuk berdiskusi dengan  orang lain entah dalam hal bisnis, keluarga, sekolah, forum-forum dan lain sebagainya??Berpikir kritis: kemampuan untuk bisa mempelajari dan meilai potensial risiko pada berbagai situasi dan mampu mempertimbangkan mengapa mereka harus terlibat dalam keadaan tersebut.

Mengembangkan kesadaran diri dan harga diri: meningkatnya pengertianakan kekuatan diri, minat, tujuan dan prioritas hidup.??

Membangun komunitas: memiliki kelompok dukungan yang dapat menjadi sumber pendukung dan proteksi serta meolong kita dalam mengatasi tekanan.

Pelajaran dan aplikasi dari ketrampilan hidup perlu berkaitan erat dengan kenyataan yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh jika kita mampu berkomunikasi secara asertif untuk menghadapi tekanan negatif dari lingkungan sosial, maka kita secara tidak langsung belajar cara yang dapat diterima oleh lingkungan tersebut. Secara otomatis itu melatih kita untuk bernegoisasi, membangun kesadaran diri, berpikir kritis dan membangun komunitas.

ok...SELAMAT mengaplikasikan, jangan salah dengan apa yang anda lakukan!BE ur self! hatimu akan menuntunmu ke arah yang benar. Jika ada hal yang tidak baik, pasti  akan ada tanda alarm (BINGUNG...)

follow

Followers

My Blog List