Baca Selanjutnya Di: http://entry44.blogspot.com/2010/04/cara-membuat-link-berkedip-saat-kursor.html#ixzz1NzR3zzVK simfony jiwa: 03/25/11

Translate

lagi nge-hop

Friday, March 25, 2011

Meringankan Trauma Sang Anak

Kata trauma bukan kata Indonesia asli, asalnya dari khazanah kata bahasa Latin. Kita mengambilnya dari sumber bahasa Inggris. Maka marilah kita lihat kamus An English-Indonesian Dictionary, oleh John M .Echols dan Hassan Shadily, terbitan Cornell University Press, 1975. Menurut kamus tersebut arti dari kata trauma adalah luka berat. Tidak lengkap kalau kita tidak melihat KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA, yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, diterbitkan oleh Balai Pustaka, cetakan kedua, 1989. Begini penjelesannya mengenai kata trauma. TRAUMA artinya keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal, sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera jasmani; atau bisa juga artinya, luka berat, luka jiwa (www.hamline.edu).

Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut digunakan untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami seseorang. Para Psikolog menyatakan trauma dalam istilah psikologi berarti suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan bekas. Biasanya bersifat negative(http://lintas.me/p9zTR4eb).

Trauma bisa diartikan sebagai suatu peristiwa yang dialami seseorang dan peristiwa itu bermakna negatif. Trauma itu bisa menimbulkan perasaan-perasaan kurang nyaman, takut, khawatir, dan hal-hal berlebihan lainnya. Trauma ini acap berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya cukup menyedihkan dan menyakitkan. Bencana alam menjadi faktor pencetus trauma yang paling dominan saat ini. Trauma juga sangat berpengaruh pada kondisi fisik si anak. Menurut psikolog Dra Rahmitha P. Soendjojo, Psi berkata, "Bisa jadi ia enggak mau makan dan tidur, karena segalanya enggak enak. Jika dibiarkan anak pun akan merasa, kok, enggak ada yang menolongnya. Nah, kalau ini berulang berhari-hari, lama kelamaan dia akan putus asa." (Aura edisi 17/XVIII/27 Juli-2 Agustus 2006)

Banyak peristiwa bisa memicu munculnya gejala trauma pada anak. Salah satunya adalah bencana, seperti misalnya tragedi Situ Gintung. Tapi bisa juga peristiwa konflik, seperti kekerasan, kriminalitas, orang tua berpisah atau bertengkar secara terus-menerus. Gejala-gejala seperti apa dialami seorang anak (http://static.rnw.nl)

Ciri-ciri bisa berbentuk tiba-tiba menangis tanpa sebab. Tidak bisa tidur atau tidak bisa nyenyak. Tidak mau ditinggal barang sekejap, over sensitive, terhadap suara keras, tidak mau mendengar atau melihat segala sesuatu yang berkaitan dengan penyebab trauma dan sebagainya (http://id.shvoong.com)

Dari berbagai pengertian dan ciri-ciri trauma pada anak, kita bisa menyimpulkan sebuah tips untuk meringankan sedikit trauma (Aura edisi 17/XVIII/27 Juli-2 Agustus 2006).
1. Pelukan dan usapan
 Anak yang rentan sakit dan dalam keadaan ekstrem bisa meninggal. Karena itulah butuh pelukan, usapan, dan mengajak bicara si anak. Dan yang penting, jangan sampai perut si anak kosong.

2. Pemulihan fisik
Sebelum pemulihan psikologis, menurut Rahmitha, anak-anak korban bencana harus dipulihkan keadaan fisiknya. Jadi mereka harus di-recovery secara fisik lebih dulu. Kalau dia lapar dikasih makan, kedinginan dikasih baju,enggak tidur disuruh tidur, dan sakit dikasih obat. Hal-hal seperti ini harus dipenuhi dulu. Setelah kondisi fisik si kecil teratasi, baru melangkah ke hal-hal lain. Itu karena pemulihan psikologis tidak akan banyak berarti jika kondisi fisik anak lemah. Misalnya saja, bagaimana mungkin mengajak anak bergembira, sementara perut dia dalam kondisi kosong? Bagaimana mungkin mengajak anak bermain-main atau berolah raga jika anak dalam kondisi sakit? Maka dari itu,pemulihan fisik menjadi syarat utama untuk menyembuhkan psikologis anak-anak korban bencana.

3. Hiburan dan teman bicara
Seterlah kondisi fisik si anak tersembuhkan,langkah selanjutnya adalah mempertemukan mereka dengan orang yang mau menghibur dan mengajak bicara. Kontak dengan orang akan membuat mereka menjadi lebih hidup dan itu diperlukan sekali bagi seorang anak yang terkena trauma. Karena itu ajaklah mereka bersenang-senang, bermain atau mengajak mereka untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat Misalnya seperti yang dilakukan beberapa relawan di Yogyakarta yang memberikan pelajaran  pembuatan film dokumenter kepada anak-anak. Aktivitas itu merangsang keingintahuan anak, mereka bersemsngat untuk mengetahui dan mendalami sesuatu yang baru itu. Mereka terhibur, dan melupakan peristiwa yang mencekam itu.

4. Peranan orang luar
Untuk trauma yang disebabkan oleh bencana alam, yang bisa memberikan hiburan, kasih sayang, juga menjadi teman bicara anak-anak adalah orang-orang yang berada diluar lingkungan itu. Para relawan didaerah gempa lebihstres tepat untuk membantu pemulihan psikologis anak. Karena orang-orang yang ada dilingkungan itupun sama saja mereka dalam kondisi yang sangat stresfull dan traumatik. Seseorang yang secara emosional dan fisik tidak dalam keadaan prima, ketika mengasuh atau menolong orang lain pasti akan menular. Karena itulah , peranan relawan dari luar lingkungan korban gempa sangat besar dan penting perananya bagi pemulihan psikologis anak.

5. Boleh jujur
Lantas perlukah menceritakan pada si kecil yang terjadi? Menurut Mitha, jika si kecil telah memasuki masa sekolah dan bertanya apa sebenarnya yang terjadi, sebaiknya dijelaskan. Boleh saja jujur. Katakan apa yang sebenarnya terjadi. Itu bisa dimulai dengan menggunakan obyek yang berdekatan dengan bencana yang mereka alami. Cara ini akan membantu si kecil untuk memahami kejadian itu sekaligus membantu meringankan bebannya.

6. Ajarkan bersyukur
Jika lingkungan si anak cukup kondusif dan memberi pemaknaan-pemaknaan yang positif atas suatu peristiwa. trauma dipastikan bakal bisa hilang. Kunci utamanya adalah mengajarkan anak untuk bersyukur karena dirinya selamat. Misalnya mengajarkan mereka untuk bersyukur dan tidak menyalahkan orang lain. Hal ini agar anak-anak tidak selalu meratapi peristiwa yang telah berlalu Yang jelas, kasih sayang dari curahan perhatian yang cukup akan lebih cepat menyembuhkan trauma psikologis anak-anak.

follow

Followers

My Blog List