Baca Selanjutnya Di: http://entry44.blogspot.com/2010/04/cara-membuat-link-berkedip-saat-kursor.html#ixzz1NzR3zzVK simfony jiwa: LAPORAN PRAKTEK BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK

Translate

lagi nge-hop

Wednesday, February 16, 2011

LAPORAN PRAKTEK BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK

LAPORAN
PRAKTEK BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK
MASALAH: KDRT

Dosen Pengampu : Dra. Sunarsih, M.Pd dan Dra. M. Sri Suharini, M. Pd


Nama Anggota Kelompok I :
1. Inge Emmy Artanti 08312443
2. Cahaya Fitria Sari 08312439
3. Muslichah 0821210708
4. Lena Susilawati 08212518
5. Sutini 08212441
6. Nanik 08212520
7. Siti Handarwati 08212449





FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
IKIP PGRI WATES
2010

Bentuk Layanan : Bimbingan Kelompok
Konseling Kelompok
Penyelenggara : Inge Emmy Artantie
Sasaran (Anggota) : Enam orang mahasiswi IKIP PGRI WATES Semester V
Anfulen Kelompok Purworejo
Pertemuan : Pertama
Lingkup Pembicaraan :
1. Sifat Topik : Topik Bebas
2. Topik yang Muncul : a. Perceraian berdampak pada anak
b. Ragu pada rasa sayang suami
3. Topik yang Dibahas : Perceraian berdampak pada anak

Isi Pembicaraan:
1. Perceraian berdampak pada anak
a. Menyelami makna akibat perceraian
b. Anak di usahakan untuk tahu kondisi orang tuanya
c. Memberikan penjelasan bahwa anak mendapatkan hak-haknya

Lain-lain : Dalam kegiatan kelompok ini, kegiatan “bimbingan
kelompok” dilaksanakan untuk satu topik (rapor anak
mengecewakan”). Dan kegiatan “konseling kelompok”
untuk tiga topik lainnya.

BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK
A. UMUM
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling ini dilakukan di ruang II PBB sebanyak empat kali, untuk 1 kelompok. Pada dasarnya latihan bimbingan dan konseling kelompok ini merupakan tugas praktek dari mata kuliah Praktek Bimbingan dan Konseling Kelompok pada tahap semester V. Jadi, ketika praktek bimbingan dan konseling kelompok dimulai mereka sudah mengetahui apa itu bimbingan dan konseling kelompok..
Pada kesempatan pertama pelaksanaan bimbingan dan konseling kelompok hadir tujuh orang mahasiswi yaitu Inge, Lena, Leha, Cahaya, Siti, Nanik, Tini. Kegiatan pada hari pertama itu terselenggara sampai pada kegiatan pengakraban dan suasana peralihan antara tahap pembentukan menuju tahap kegiatan. Selanjutnya, kegiatan bimbingan dan konseling kelompok dilaksanakan lagi pada 3 x pertemuan minggu berikutnya, untuk menyambung kegiatan pada pertemuan pertama itu, sampai selesai.

B. PELAKSANAAN
Pelaksanaan bimbingan dan konseling kelompok berisikan:
1. Tahap Pembentukan
Kegiatan ini merupakan tahap pengenalan, perlibatan diri, atau proses pemasukan diri ke dalam kelompok. Untuk keperluan ini tempat duduk peserta diatur dengan membentuk sebuah lingkaran, sehingga setiap anggota kelompok dapat melihat satu sama lainya secara langsung, serta dapat terlibat secara penuh dalam kegiatan kelompok yang akan berlangsung.
Pembimbing kelompok memulai kegiatan dengan mengucapkan “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta pada hari itu sesuai dengan janji yang telah disepakati bersama. Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan.

2. Tahap Peralihan
Dalam tahap ini Pembimbing Kelompok bertugas membawa peserta melewati tahap peralihan yang dikenal sebagai tahap yang “mencekam”, dan “menegangkan”. Pembimbing kelompok memberikan rasa nyaman agar pembicaraan dalam kelompok di sesi ini bisa berjalan dengan baik.

3. Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan kegiatan yang sebenarnya dari konseling kelompok. Dalam tahap ini seluruh peserta berperan aktif dan terbuka mengemukakan apa yang dirasakannya, dipikirkannya, dan apa yang dialaminya yaitu mengemukakan sebuah masalah pribadi yang sedang dialami dan dideritanya.
Selanjutnya, dalam tahap ini dibahas suatu masalah yang muncul saat itu, yaitu dari salah seorang peserta.
Seluruh peserta sepakat untuk membahas masalah tersebut secara lebih luas, mendalam dan menyeluruh. Untuk ini seluruh peserta mengemukakan ide, saran, dan pendapat serta tanggapan terhadap permasalahan yang dikemukakan itu, hingga masalah itu dapat dibahas dengan tuntas dan semua peserta merasa gembira karena dapat berperan aktif. Masalah yang dibahas itu adalah masalah yang dikemukakan oleh Cahaya.
Disini Cahaya mulai mengemukakan permasalahannya, si Cahaya dengan muka cemas dan badan yang seolah gemetaran mulai mengungkapkan masalahnya. Masalah beratnya berkaitan dengan perubahan kehidupannya kelak. Parahnya lagi bukan hanya dia sendiri yang mengalami seorang diri, melainkan melibatkan buah hati yang masih berusia 2,7 bulan. Entah bagaimana keputusannya kelak ketika mendengar perceraian kami bila usianya beranjak dewasa.
Dalam hal ini si Cahaya meragukan rasa sayang suami yang ingin kembali rujuk. Dan menganggap kesalahan si suami yang berat dan tidak disepelekan itu bisa saja terulang kembali. Dimana ketulusan suami si Cahaya telah berulang kali mengajak si Cahaya kembali membina rumah tangganya. Si suami memberatkan anak untuk tak menjadi korban keegoisan orang tuanya. Suami takut jika perceraian terjadi bisa mengakibatkan anak stress dan membuat prestasi anak menurun. Ada hal yang membuat si Cahaya ini tak bisa mengambil keputusan yang tegas dikarenakan kurangnya komunikasikan dengan orang terpercaya.
Proses pembahasan masalah Cahaya ini dengan cara: terlebih dahulu Cahaya memberikan penjelasan lebih detail tentang masalah yang dihadapinya saat itu, khususnya masalah-masalah yang masih belum jelas, dan ditanyakan oleh anggota kelompok. Setelah itu dilanjutkan dengan mengeluarkan pendapat, saran dan gagasan, serta usul-usul yang langsung dibimbing dan diarahkan oleh Pembimbing Kelompok. Jalan keluarnya yang ditempuh sehubungan dengan masalah yang dihadapi Cahaya adalah, antar lain:
a. Memberikan penjelasan kepada Cahaya bahwa:
(1) Pernyataan “Aku mencintaimu” tidak mutlak adanya dalam suatu hubungan berumah tangga; yang penting adalah saling pengertian dan saling mencintai.
(2) Hubungan Cahaya dengan kondisi Pra Perceraian ditandai dengan sikap ragu terhadap pasangan, membuat kurang nyaman dan memperkuat ingin segera bercerai. Namun di sisi lain anak yang sangat dipersoalkan akan kemana nasibnya.
(3) Hubungan yang abadi tidak dapat dipastikan oleh manusia karena manusia hanya berusaha sedangkan keputusan terakhir diatur oleh Allah SWT.
b. Memberi saran kepada Cahaya untuk:
(1) Bersikap terbuka dan mencoba membicarakan hubungannya itu dengan suaminya.
(2) Tidak terlalu memusatkan perhatiannya pada kasus pra perceraian yang dapat mengganggu kesuksesan dalam mendidik anak.
c. Memberikan nasihat kepada Cahaya agar:
(1) Memusatkan perhatian dulu kepada tugas pokoknya, yaitu menjadi ibu rumah tangga yang baik dan fokus terhadap kuliah, agar kelak tidak kecewa.
(2) Hubungan dengan suami akan lebih baik saling memberikan komitmen bagaimana kedepannya. Mengupayakan belajar mempercayai suami lagi.
d. Memberikan penguat kepada Cahaya karena Cahaya sudah menyadari permasalahan yang dihadapinya saat itu dan mempunyai keinginan untuk keluar dari permasalahannya tersebut.
4. Tahap Pengakhiran
Pada kegiatan ini perhatian semua anggota kelompok tertuju pada hasil yang dicapai dalam pembahasan masalah yang dihadapi Cahaya. Untuk itu, Pembimbing Kelompok meminta beberapa orang anggota kelompok menyimpulkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan kelompok hari itu. Juga kesan-kesan masing-masing anggota kelompok diungkapkan.
Mengingat waktu yang tidak memungkinkan lagi, maka pertemuan diakhiri dan ditutup dengan doa, dan setelah dengan penuh keakraban sambil bersalaman, dan bahkan ada yang saling berpelukan.

C. HASIL
Hasil nyata yang diperoleh dari pelaksanaan konseling kelompok ini di antaranya ialah mahasiswi semakin menyadari manfaat dari pelayanan konseling kelompok. Setelah selesai pertemuan pertama mereka dengan sadar meminta agar kegiatan kelompok itu dilanjutkan. Hasil lain yang dicapainya yaitu terpecahkannya masalah yang dihadapi Cahaya, sehingga menurut laporan Cahaya sendiri, di hari-hari berikutnya ia merasa terlepas dari beban atau belenggu, dan merasa gembira kembali menghadapi tugas-tugas pokoknya, yaitu focus ke kehidupan sekarang.

D. TINDAK LANJUT
Sebagai kelanjutan dari kegiatan konseling kelompok, Pembimbing Kelompok memberikan konseling perorangan, yaitu kepada mahasiswi yang masalah-masalahnya belum terpecahkan di dalam kelompok; masalah-masalah tersebut perlu penanganan yang lebih mendasar.


Pembimbing Kelompok : Inge Emmy Artanti
Penyuting : Cahaya Fitria Sari
PK
Cahaya Tini
Lena Nanik
Siti Leha

Anggota : Enam orang mahasiswi Semester V Anf Purworejo sebuah IKIP
PGRI di kota WATES


TAHAP I
PEMBENTUKAN

PK:
Assalamu’alaikum wr wb
Anggota Kelompok:
Wa’alaikumsalam wr wb
PK:
Terimakasih pada rekan-rekan pada waktu yang telah diberikan kepada saya. Pada siang hari ini kita akan belajar bersama membahas permasalahan-permasalahan yang ada di antara kita. Sebelumnya kita awali dengan perkenalan dulu ya.. Nama saya Inge Emmy Artantie, biasa dipanggil Inge. Tempat tanggal lahir Purworejo, 14 Mei 1974. Bertempat tinggal di Kec. Grabag Kab. Purworejo. Aktifitas saya sehari-hari mengajar di sekolah menjadi guru BP di SMK Sawunggalih Aji Kutoarjo. Status saya saat ini menikah, anak saya 2 orang; laki-laki dan perempuan. Kiranya cukup perkenalan dari saya. Kesempatan ke-dua saya berikan kepada rekan yang berada disebelah kanan saya, monggo ibu perkenalkan diri agar teman-teman yang lain saling mengenal anda.
Tini:
Baiklah, sekarang giliran saya memperkenalkan diri. Nama saya Sutini; ya panggil saja Tini. Asli saya Bantul. Sudah menikah punya anak dua yang cantik-cantik. Lalu saya mengajar sebagai guru Pegawai Negeri di salah satu TK.
Nanik:
Perkenalkan nama saya Nanik. Tempat tanggal lahir 31 Mei 1989. Saya memiliki seorang anak dan status saya bersuami. Selama ini saya mempunyai profesi sebagai guru TK Seren. Alamat saya Desa Seren Rt 01 Rw 02 Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Sekiranya cukup sekian perkenalan dari saya. Saya persilahkan teman yang duduk di samping saya.
Leha:
Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Para Anggota:
Wa’alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh..
Leha:
Perkenalkan nama saya Muslichah. Tempat tanggal lahir di Magelang 18 Juni 1984. Alamat saya kebetulan saya tinggal di Purworejo yaitu di Desa Boro Kulon. Aktifitas sehari-hari saya kuliah dan mengajar di sebuah RA Swasta yaitu di RA Masyitoh XVII, Pangen Jurutengah Purworejo. Demikian perkenalan dari saya, terima kasih. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Siti:
Terima kasih waktu yang diberikan kepada saya. Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh…
Para Anggota:
Wa’alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh…
Siti:
Langsung saja nama saya Siti Handarwati. Alamat saya Desa Bendosari Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Dan saya mempunyai anak dua, laki-laki semua dan suami satu. Saya bekerja di Taman Kanak-Kanak Aisyah Gustalul Alfa Kec Gebang. Saya kira cukup sekian perkenalan dari saya. Terima kasih.
Lena:
Terimakasih waktu yang diberikan kepada saya, langsung. Perkenalkan nama saya Lena Susilawati. Tempat tinggal di komplek KBN Purworejo, status menikah punya 2 anak. Aktifitas sehari-hari sebagai pengasuh di TK Artha Kencana Purworejo. Sekian perkenalan dari saya, langsung.
Cahaya:
Nama saya Cahaya Fitria Sari. Lahir di Purworejo 31 Mei 1987. Saya mempunyai anak satu. Alhamdulillah saya masih kuliah dan tidak bekerja sama sekali. Sekian dari saya, terima kasih.


TAHAP II
PERALIHAN

PK:
Kiranya perkenalan kita cukupkan. Untuk mengawali pertemuan kita siang hari ini supaya semangat kita bisa lebih fresh mari kita bersama-sama menyanyikan lagu “DI SINI SENANG DI SANA SENANG” sambil kita berjalan berkeliling, bagaimana rekan-rekan, setuju?
Para Anggota:
Ya…setuju. (sambil berdiri)


Di sini senang
Di sana senang
Di mana-mana hatiku senang
Di sini senang
Di sana senang
Di mana-mana hatiku senang
Lalalalalala lalalalalala lalalala lalalalala

TAHAP III
KEGIATAN


PK:
Dalam kita menghadapi kehidupan, pastinya..setiap manusia mempunyai problem kehidupan. Mungkin siang hari ini ada yang akan mau curhat memecahkan masalah tersebut, monggo permasalah apa saja semoga teman yang lain bisa memberikan solusi atau jalan keluar. Kira-kira siapa yang siang hari ini mau mengeluarkan uneg-unegnya.
Cahaya:
Saya Bu,
PK:
Oh ya, mbak Cahaya. Monggo…
Cahaya:
Singin sekali mengutarakan beban saya. Saat ini saya mengalami permasalah berat yang berkaitan dengan masa depan saya. Saya mengalami perpecahan dalam rumah tangga, sebenarnya suami saya sudah meninggalkan saya selama 1 tahun 2 bulannya dan juga tidak memberikan nafkah. Mungkin saya terlalu egois karena masih mempunyai buah hati yaitu anak umur 2 tahun 7 bulan. Di mana saya belum mengambil keputusan akan melakukan gugatan cerai atau tidak. Saya merasa sudah banyak sekali beban dibenak saya. Saya mengungkapkan permasalahan ini berharap memang akan mendapatkan masukan-masukan.
PK:
Terima kasih sudah terbuka kepada kita, mari camkan permasalahan dek Cahaya. Mungkin ada rekan-rekan yang mau bertanya dan kemudian kita pecahkan bersama. Monggo..
Tini:
Mbak Cahaya, terima kasih. Terus saya mau Tanya mbak Cahaya, selama ditinggal selama 1 tahun lebih itu Mbak Cahaya sama anak itu diberi nafkah materi atau uang untuk membeli jajan atau beli mainan itu bagaimana mbak Cahaya?
Cahaya:
Ok, terima kasih atas pertanyaanya. Ketika terjadi masalah itu, ditinggal begitu ya, ditinggal itu selama 6 bulan itu sama sekali tidak memberikan nafkah materi kepada anak saya, sama sekali kontak tidak ada, begitu.
Nanik:
Mbak saya mau mengajukan pertanyaan. E.. selama ini dari awal pernikahan itu kan pernah mengalami kekerasan yang fatal begitulah, nah itu dalam bentuk apa dan berapa kali suami anda itu…istilahnya itu melakukan kekerasan dalam rumah tangga?
Cahaya:
Itu dalam rumah tangga saya, sebelum mempunyai anak masih biasa saja. Setelah 1 tahun itu, tepatnya saat mempunyai anak saya merasa suami saya itu emosi, ketika itu memukul saya, seperti memukul ini…(sambil mempraktekkan tangan memukul ke pipi) tampar, kepala lalu kaki. Dan itu sudah ada 6 x.
Siti:
Kenapa suami kok sampai menyakiti badan istri. Mungkin apakah istri itu kurang mematuhi peraturan suami atau bagaimana?
Cahaya:
Waktu ada masalah saya dipukul itu karena waktu itu anak saya kan menangis terus lalu waktu malam ya..semua pada capek, lalu saya juga capek, suami juga capek barangkali waktu itu langsung memukul saya.
Leha:
Ya, saya mau Tanya. Apakah kesehariannya mbak Cahaya sering melayani suami misalnya membuatkan minum atau melayani mempersiapkan makanan itu mbak Cahaya sering meninggalkan kewajiban seperti itu atau tidak?
Cahaya:
Saya sebagai ibu rumah tangga, saya sudah menjalankan sebagai ibu rumah tangga dengan melayani suami seperti membuatkan makanan, menyiapkan pakaiannya, begitu.
PK:
Jadi, permasalahan dari dik Cahaya mari kita pecahkan bersama karena permasalahan ini menurut pendapat saya cukup berat. Ya, jadi kurang harmonisnya keluarga mbak Cahaya ini sangat-sangat membebani jenengan ya mbak ya..E siang ini pertemuan kelompok kita mari kita cari bersama solusi-solusi apa yang nantinya bisa untuk bekal mbak Cahaya dalam menapak ke masa depan bersama dengan suami dan anaknya. Monggo, siapa yang akan menyampaikan.

Nanik:
Ya saya mencoba memberikan solusi-solusi yang menurut pendapat saya mungkin bisa dipakai atau digunakan dalam masalahnya mbak Cahaya. Kalau istilahnya suami pergi dari rumah kemudian mbak Cahaya tinggal di rumah Cuma berdua saja sama anak. Nah, itu kan kalau pergi kita kan istilahnya untuk memecahkannya tidak bisa. Kita mungkin membutuhkan pihak ketiga dalam artian di sini tidak usah jauh-jauh lah. Kita butuh mungkin orang tua kita atau pihak dari orang tua suami itu juga bisa untuk menjadi penengah dan dipertemukan antara istri, suami dan didampingi oleh kedua orang tua masing-masing juga bisa. Ini kan sebuah masalah yang sudah saya kira berat bagi saya, dan kita membutuhkan orang ketiga untuk dapat menjalin komunikasi yang baik kemudian kita cari solusi atau kita mau mawas diri apa yang sekiranya kurang di diri kita. Mungkin kewajiban istri kurang apa atau suami dan kita coba hadirkan orang ketiga untuk menjadi penengah dari pastisipasi masing-masing apa. Mungkin ada yang lain?
PK:
Mbak Cahaya, bisa menerima solusi dari mbak Nanik barusan?
Cahaya:
InsyaAllah, saya akan coba dahulu. Barangkali ada perubahan setelah itu.
PK:
Ada lagi yang mau memberikan solusi?
Lena:
Saya, cuman memberikan tambahan ya..dengan mbak Cahaya tadi kalau mendengar dari teman-teman itu sudah termasuk KDRT ya mbak..sekarang itu sudah ada pusat pelayanan terpadu jadi kalau ada masalah kita bisa langsung menyampaikan untuk minta bantuan itu bisa. Terus apalagi sekarang sudah ada Undang-Undang perlindungan anak yaitu No 23 Tahun 2002 itu tentang perlindungan anak. Bisa mbak Cahaya melaporkan atau bagi siapa saja teman-teman juga mendengar atau melihat bisa melaporkan. Untuk tambahan kekerasan dalam rumah tangga itu antara lain mbak Cahaya. Misalnya mbak Cahaya nanti terulang lagi, misalnya kembali terulang mbak Cahaya bisa melaporkannya. Terus antara lain KDRT itu: bisak fisik, misalnya; ditampar atau ditendang itu bisa. Psikis juga termasuk. Terus ekonomi tidak menafkahi itu juga termasuk. Terus pendidikan anak itu wajib harus belajar 9 tahun misalnya tidak bisa itu juga bisa melaporkannya. Terus suami yang tadi yang utama suami yang meninggalkan istri dan anak tanpa menafkahi itu yang utama itu bisa langsung melaporkan. Nanti kalau seandainya suatu saat terulang lagi mbak Cahaya bisa melaporkannya biar nanti dipertemukan antara suami, istri dan anak. Ya itu tambahan dari saya.
PK:
Terima kasih kepada bu Lena. Baik sekali sudah memberikan solusi kepada mbak Cahaya dan masukan kepada rekan-rekan semua. Ada lagi yang mungkin ingin memberikan solusi?
Siti:
Terima kasih. Saya mempunyai solusi. Ya begini ya..sebelum melapor yang berwajib kalau bisa permasalahan itu diselesaikan di rumah dulu, diselesaikan baik-baik, bicara baik-baik dan kita mengkoreksi diri apabila itu kesalahan sang istri minta maaf, minta maaf secara baik-baik dan tidak akan mengulangi lagi. Terus bagaimana pun juga karena istri itu kan dalam keluarga di bawah suami kedudukannya walaupun si istri itu menjadi seorang pejabat umpamanya terus suaminya sebagai buruh gitu, kita tetap harus menghormati suami. Lha itu diselesaikan seperti itu, jangan sampai terjadi perceraian. Karena perceraian itu kan nanti menjadi dampaknya ke anak kita, kasihan anak kita, begitu.
Leha:
Saya menambah, saya setuju dengan pendapat Bu Handar. E..memang kita sebelum melapor, mbak Cahaya semisal besok sudah bisa bertemu dengan suami, sudah dipertemukan tolong lah mbak Cahaya dan Suami membuat komitmen untuk ke depannya lebih baiknya itu seperti apa. Mungkin saran saya seperti itu, bisa diterima?
Cahaya:
InsyaAllah, saya bisa menggunakan saran-saran ini karena saya sangat membutuhkannya dan saya akan mencobanya barangkali ada perubahan setelah itu, begitu.
PK:
Dik Cahaya sudah bisa kita pecahkan bersama. Alhamdulillah, dik Cahaya juga bisa menerima saran dan solusi dari panjenengan semua. Pertemuan siang hari ini dapat kita ambil kesimpulan pada intinya orang berumah tangga pasti ada permasalahan entah itu kecil atau pun besar. Jadi untuk dik Cahaya saran dari rekan-rekan tadi ya..intinya sebagai istri kita tetap harus patuh kepada suami, kita tetap harus kalau dalam bahasa jawa itu “ladhen” ya..menghormati, mengalah. Selanjutnya saat ini dan ke depannya fokus pada tugas dan tanggung jawab sebagai seorang istri dan seorang ibu, ya.. fokus pada pekerjaan rumah dan kuliah dik Cahaya. Selanjutnya, jadi ke depannya kita bersama mendoakan rumah tangga dek Cahaya setelah nanti ketemu harmonis gitu…dibuat suatu komitmen, ya..agar tidak terulang lagi permasalahan di hari yang kemarin. Bagaimana kesimpulan ini bisa diterima rekan-rekan?
Para anggota:
Jelas…………

2 comments:

korona said...

simple but clear ..!! thank you....learned 'botu Group Guidance report from this .!!
be a great counselor ..!!

Unknown said...

thx mbokk,,,

follow

Followers

My Blog List