Baca Selanjutnya Di: http://entry44.blogspot.com/2010/04/cara-membuat-link-berkedip-saat-kursor.html#ixzz1NzR3zzVK simfony jiwa: MAKALAH HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Translate

lagi nge-hop

Wednesday, July 13, 2011

MAKALAH HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, AGAMA DAN BUDAYA

A. LATAR BELAKANG
Ada yang hilang dari khazanah kehidupan bermasyarakat kita, sekalipun dalam lingkup terkecil, seperti keluarga. Sebuah kearifan yang semestinya berakar dan tercermin melalui sikap, moral dan akhlak. Kearifan itu terbentuk dari pengenalan, pemahaman, pengalaman dan pengamalan nilai-nilai agama dan budaya dalam wujud etika hidup. Agama merupakan regulasi ilahiyah yang meluruskan jalan hidup seorang insan. Budaya menggambarkan keharmonisan pikir dan cara kita menjalani kehidupan. Memang tak selalu sejalan, tetapi bisa saling melengkapi dalam cerita hidup insani. Ketika salah satu tidak teraplikasi, timbullah ketimpangan yang bisa mempengaruhi makna dan cara hidup seseorang. Berikut penjelasan hubungan antara manusia, agama dan budaya:
1. Hubungan Antara Manusia
Selain manusia sebagai makluk individu, manusia juga merupakan makhluk bersosial dan alasan kedua itulah kenapa manusia saling berhubungan satu sama lain. Dalam konteks ini tanpa bantuan manusia lain takkan ada yang namanya bermasyarakat, mendirikan Negara, mendirikan Propinsi atau Kota.
Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk: organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
2. Hubungan Manusia dengan Agama
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama kali ditegaskan dalam ajaran Islam. Yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah manusia sebelumnya. Manusia belum mengenal kenyataaan ini. Baru masa ini, muncul beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya dalam keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangnya perlunya manusia pada agama. Oleh karenanya, ketika datang wahyu tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang pukulan dengan fitrahnya itu, dalam konteks ini minsalnya membacakan yang berbunyi.
Artinya : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dngan fitrah itu”. (QS.Al-Rum : 30).
Adanya potensi fitrah agama yang terdapat pada manusia tersebut dapat pula dianalisis melalui istilah Ihsan yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjukan manusia. Mengacu kepada informasi yang diberikan Al-Qur’an, Musa Asy’ari sampai pada suatu kesimpulan, bahwa manusia Ihsan adalah manusia yang menerima pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya.
Melalui uraian tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa latar belakang perlunya manusia pada agama adalah karena dalam diri manusia sudah terdapat potensi untuk beragama. Potensi beragama ini memerlukan pembinaan, pengarahan, dan seterusnya dengan mengenal agama kepadanya.
3. Hubungan Manusia dengan Kebudayaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kebudayaan diartikan sebagi hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan bearti pula kegiatan (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptaka sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan. Semantar itu sutan Takdir Alisjahbana mengatakan bahwa: “kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang terjadi diunsur-unsur yang berbeda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan segala kecakapan lain yang diperoleh manusia sebagi anggota masyarakat.” Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Dengan demikian kebudayaan adalah daya cipta manusia dengan mengguanakan dan mengarahkan segenap potensi bati yang dimilikinya. Didalam kebudayaan tersebut terdapat pengetahuan, keyakinan, seni, moral, adat istiadat dan sebagainya. Kesemuanya itu selanjutnya digunakan sebagai kerangka acuan atau blue print oleh seorang dalam menjawab berbagai masalah yang dihadapinya dengan demikian, kebudayaan tampil sebagai penata yang secara terus menerus dipelihara olehpara pembentuknya dan generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.
Misalkan kita jumpai kebudayaan berpakaian, bergaul, bermasyarakat dan sebagainya. Dalam produk kebudayaan tersebut, unsur agama ikut berintegrasi. Pakaian model jilbab, kebaya atau lainnya dapat dijumpai dalam pengamalan agama. Sebaliknya. Tanpa adanya unsur budaya, maka agama akan sulit dilihat, sosoknya secara jelas. Di DKI Jakarta misalnya, kita jumpai kaum prianya mengguankan baju ala cina. Di situ terlihat produk budaya yang berbeda yang dipengaruhi oleh pemahaman keagamaannya.

B. FAKTOR-FAKTOR
Faktor-faktor manusia memerlukan agama dapat dijelaskan dalam berbagai pendekatan sebagai berikut:
1. Pendekatan Teologis Normatif
Pendekatan teologi dalam pengetahuan keagamaan adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk porma atau simbol-simbol keagamaan yang masing-masing bentuk norma atau simbol-simbol tersebut mengklaim dirinya sebagi yang paling benar sedangkan yang lain sebagi salah. Aliran teologi yang yakin dan fanatik bahwa pemahamannyalah yang paling benar sedangkan pemahaman yang lain salah. Sehingga memandang pemahaman yang lain itu keliru. Sesat, kafir, murtad dan sebagainya. Demikian pula paham yang dituduh keliru, sesat, kafir dan itupun menuduh kepada lawannya sebagi yang sesat dan kafir dalam keadaan demikian, maka terjadilah proses saling mengkairkan. Salah menyalah dan seterusnya.
2. Pendekatan Antropologis
Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama denganmelihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembangdalam masyarakat. Melalui pendekatan ini agama tampak dekat dan akrab dengan masalah-masalah yang dipahami manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikannya jawaban. Dengan kata lain bahwa upaya yang digunakan dalam disiplin ilmu antrapologi dalam melihat sesuatu masalah digunakan pula untuk memahami agama.
Pendekatan anteropologis seperti itu diperlukan adanya, sebab banyak berbagai hal yang dibicarakan agama hanya bisa dijelaskan dengan tuntas melalui pendekatan antropologis. Dalam Al-Qur’an Al-Karim, sebagai sumber utama ajaran islam minsalnya kita memporoleh informasi tentang kapal Nabi Nuh dimana kira-kira Gua itu, dan bagaimana pula bisa terjadi hal yang menakjubkan itu, ataukah hal yang demikian merupakan kisah fiktif. Trentu masih banyak lagi contoh lain yang hanya dapat dijelaskan dengan bantuan ahli geografi dan arkeologi.
3. Pendekatan Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama didalam masyarakat dan menyelidiki-menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya dan sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat sendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia.
Selanjutnya sosilogi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian dapat dimengerti, karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara profesiaonal dan tepat apabila menggunakan jasa dari bantuan sosiologi. Dalam agama islam dapat dijumpai peritiwa Nabi Yusuf yang dahulu budak lalu dapat menjadi penguasa dimesir. Mengapa dalam melaksana tugasnya Nabi Musa harus dibantu oleh Nabi Harun, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Beberapa peristiwa tersebut dapat duajwab dan sekali gus dapat ditemukan hikmahnya dengan batuan ilmu sosial. Tanpa ilmu sosial peristiwa-peristiwa tersebut sulit dijelaskan dan sulit pula dipahami maksudnya. Disinilah letaknya sosiologi sebagai salah satu alat dalam memahami agama.
4. Pendekatan Filosofis
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Fhilo yang berarti cinta kepada kebenaran, ilmu, dan hikmah, selain itu filsafat dapat pula diartikan mencari hikmah sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat serta usaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia poewadarminta mengartikat filsafat sebagai pengetahuandan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas, hukum dan sebagainya terhadap segala hal yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti “adanya” sesuatu. Pengertian filsafat yang umunya digunakan adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Gazaiba. Menurutnya filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yann ada.
Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa filsafat fada intinya berupaya menjelaskan inti, hakikat, atau hikamah mengenai sesuatu yang berada dibalik objek pormanya. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas, dan inti yang terdafat dibalik yang bersifat lahiriah. Sebagai contoh kita jumpai berbagai merek pulpen dengan kualitas dan harganya berlain-lainan namuninti semua pulpen itu adalah sebagai alat tulis. Ketika disebut alat tulis maka tercangkuplah semua nama dan jenis pulpen.

C. UNSUR, WUJUD DAN KOMPONEN BUDAYA
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Menurut Melville J. Herskivits menyebutkan kebudayaan memiliki empat unsur pokok yaitu: alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, kekuasaan politik.
Wujud kebudayaan menurut J.J. Hoenigman dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas dan artefak.
Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan dua komponen utama: kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata dan konkret seperti barang-barang. Kebudayaan nonmaterial, adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi misalnya dongeng, cerita rakyat.

D. MASALAH BUDAYA
1. Kurangnya Pelestarian Budaya Daerah
Kurangnya pelestarian budaya ini sudah sangat mengecewakan. Pasalnya pemerintah kurang memperhatikan secara penuh peninggalan-peninggalan budaya daerah saat ini serta tidak terawatnya situs-situs budaya yan g bernilai dan bersejarah. Contohnya Keraton Kaibon dan Istana Surosowan yang berada di Serang, Banten.
2. Westernisasi Tapi Tidak Modernisasi
Westernisasi yaitu orang yang berkiblat pada kehidupan barat(kebarat-baratan). Sedangkan Modernisasi yaitu orang yang berpikiran maju (Modern). Letak keburukannya yaitu beberapa sebagian besa orang berlagak sok kebara-baratan tetapi pemikirannya bisa dibilang ”Wong Ndeso” dan tidak menunjukan intelektualitas dan budaya ketimuran kita.

E. HAMBATAN BUDAYA
1. Sarana dan Prasarana
Setengah dari hambatan yang ada yaitu karena minimnya sarana dan prasarana yang ada. Tanpa hal tersebut akan sulit melestarikan budaya kita.


2. Minat Yang Kurang
Setengah hambatan budaya yaitu minat yang kurang dari masyarakatnya sendiri. Kurangnya pengembangan program cinta tanah air mengakibatkan kurangnya minat untuk melestarikan budaya bangsa yang ada.

F. KESIMPULAN
Manusia merupakan makhluk individu dan sebagai makhluk social. Sebagai makhluk social dari sifat harafiahnya manusia mempunyai kebutuhan menganut agama, dan adanya system norma dan nilai-nilai yang dibuat sekelompok makhluk (masyarakat) terbentuklah budaya. Dimana masyarakat termasuk salah satu unsure kebudayaan. Tanpa masyarakat kebudayaan tidak akan terwujud.

G. SARAN
1. Dalam bermasyarakat hendaknya saling rukun, menjaga kebudayaan yang ada dan antara manusia beragama tetap terjalin keharmonisannya walau pun Negara kita terkenal berbeda suku, ras, dan budaya.
2. Menjaga dan membudayakan adalah hal yang sulit untuk dilakukan karena di sana membutuhkan sekelompok manusia yang satu tujuan dan di dalamnya terdapat tanggung jawab penuh.
3. Hendaknya sebagai masyarakat kita menyeleksi terlebih dahulu budaya yang masuk ke Indonesia agar tidak berpengaruh buruk bagi kita dan pudarnya norma dan budaya ketimuran kita.

H. SUMBER BACAAN
http://sarjoni.wordpress.com
http://id.wikipedia.org/wiki/budaya
http://yudhim.blogspot.com

No comments:

follow

Followers

My Blog List