- Sebaiknya mengatakan yang kamu ketahui.
- Sangat besar murka Allah atas orang yang mengatakan apa yang tidak dilakukannya.
- Setiap perkataan akan dicatat oleh malaikat Rakib dan Atid(Al-Qu’an).
- Wajib jujur dalam setiap perbuatan dan pembicaraan. Orang jujur akan mudah menuju surge, (Muslim)
- Hendaknya bertutur kata lembut, walaupun kepada penjahat. Orang yang bersikap lembut kepada orang lain, Allah akan membalas dengan kelembutan. Dan yang bersikap kasar kepada orang lain, Allah akan membalasnya dengan kekasaran pula. (Muslim)
- Hendaknya berbicara dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh umum (Tirmidzi). Apabila berbicaradengan seseorang, hendaknya memperlihatkan tingkat kepahamannya. Sesuaikan pembicaraan dengan pemahaman lawan bicara.
- Boleh bergurau, namun sedikit saja dan dengan perkataan yang jujur.
- Malu dan sedikit bicara adalah cabang iman. Banyak omong dan pintar bicara adalah cabang nifak (Tirmidzi)
- Ketika mendapatkan musibah disunnahkan mengucapkan:Innalillai wa inna ilaihi roji’un“Sesungguhnya kita milik Allah, dan kita akan kembali kepada-Nya”.
- Lalu berdoa:Allahumma nginda ka ahsibu misiibaiti faajirni fiihi waabdilni minhaa khoiron“Ya Allah, disisi-Mu lah aku mengharap pahala dengan sebab musibah yang menimpaku, maka berikanlah pahala kepadaku di dalamnya dan gantikanlah untukku dari sebab musibah itu dengan yang terbaik”_Tirmidzi, Ahmad
- Bertanyalah pada sesuatu yang perlu
- Lakukan dengan suara yang pelan (sedang, tidak keras dan tidak terlalu keras)
- Hendaknya mengucapkan InsyaAllah ketika membuat sesuatu janji
- Memanggil majikan dengan sebutan “tuanku”
- Memanggil pembantu dengan sebutan “pembantuku”
Don’t:
- Berbohong. Boleh berbohong jika: dalam peperangan, agar berdamai antara yang bertengkar, menjaga keutuhan suami istri
- Bohong yang terbesar adalah: mengakui keturunan seseorang padahal bukan, mengakui bermimpi sesuatu yang tidak ia impikan, berbohong dengan mengatasnamakan Nabi SAW.
- Dilarang mencaci sesame muslim. Yang memulai lebih dulu lebih besar dosanya
- Membicarakan aib orang lain. Kalaupun benar, ia telah mengghibah. Jika salah, berarti ia telah memfitnah. Justru wajib menutupi aib sesame muslim. Barangsiapa menutupiaib saudaranya, Allah akan menutupi aibnya di akhirat.
- Penebus ghibah ialah istighfar sebanyak-banyaknya
- Mengutuk binatang. Binatang yang dikutuk menjadi benar-benar terkutuk. Dan jangan katakana, “Celaka kau”, dengan nada mengutuk. Orang yang biasa mengutuk tidak akan member syafaat dan tidak bisa menjadi saksi di akherat.
- Berwajah dua atau adu domba, yaitu kepada A membicarakan keburukan B dan kepada B membicarakan keburukan A, akhirnya terjadi perpecahan antara A dan B.
- Memanggil: Raja segala raja kepada seseorang. Raja segala raja hanya milik Allah SWT (Bukhori, Muslim)
- Menyebut kepada orang munafik,”sayyid atau tuan (Abu Dawud)
- Berkata kepada seorang muslim, “Hai Kafir” ucapan itu akan berbalik kepada pemanggilnya (Bukhari, Muslim)
- Menghina sesama mukmin (Bukhari) karena sesame mukmin wajib dimuliakan dan di hati mereka ada kalimat La Ilaha Illallah
- Mengatakan “Sial aku”. Ucapan tersebut menunjukkan kita tidak rela atas keputusan Allah SWT dan bukan merupakan sifat orang beriman.
- Mencaci pembantu dan orang yang sudah mati atau memaki angin, hujan, serta halilintar. Itu adalah peringatan Allah bagi kita (Tirmidzi)
- Memaki ayam jantan karena membangunkan untuk sholat (Abu Dawud)
- Menghina tahun
- Mengatakan, “Akan kukerjakan besok”. Seolah-olah pasti besok ia masih tetap hidup.
- Mengatakan mengenai seseorang, “Dia tidak akan diampuni oleh Allah…”, walaupun ia pendosa besar. Allah sajalah yang berhak mengampuni atau tidak
- Memanggil kepada majikan dengan sebutan: “Rabbii, pengasuhku atau pemeliharaku” sebutan itu hanya milik Allah SWT .
- Memanggil pembantu dengan sebutan “hambaku”. Hanya pada Allah saja manusia boleh menghambakan dirinya.
- Menyebut seseorang dengan perkataan, “Hai orang yang suka membujang/ tidak kawin-kawin”.
- Mengatakan, “Kalau saja begini, kalau saja begitu”. Ini akan membuka pintu amalan syetan
- Mengatakan, “terserah kamu”,tetapi harus di iringi dengan tambahan, “terserah Allah kemudian terserah kamu” atau “menurut kehendak Allah, kemudian menurut kehendakmu” atau “karena pertolongan Allah kemudian karena pertolonganmu” (Abu Dawud)
- Mengucapkan kata-katajorok dan tidak sopan, karena akan mengeraskan hati. Keras hati membawa kepada dosa, dan dosa membawa ke neraka (Bukhari, Muslim, Tirmidzi)
- Mengatakan, “Mari aku mau berjudi denganmu”, walaupun bercanda. Jika terucap, kafarahnya adalah sedekah (Bukhari, Muslim, Nasa’I, Tirmidzi)
1 comment:
membaca seluruh blog, cukup bagus
Post a Comment